Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan yang biasa di sebut OPAK merupakan agenda rutin seusai penerimaan mahasiswa baru. Agenda ini dilaksanakan dengan tujuan mahasiswa baru (maba) dapat memperoleh bekal untuk mengetahui seluk beluk tentang dunia kampus yang akan menjadi tempat untuk menempa diri tersebut. kampus hijau ini pun mengusung tema yang menarik dalam OPAK 2013 ini. “Reinvensi nalar intelektual pembebas; merawat dan meruwat gerakan mahasiswa yang berwawasan kritis-revolusioner.” Dengan harapan mahasiswa dapat menjadi insan yang kritis, idealis dan revolusioner.


Setelah dua hari berturut-turut OPAK berlangsung dalam lingkup Institut, maba dikembalikan pada fakultas masing-masing. Mereka kembali dikenalkan pada lingkungan kampus dengan scope yang lebih sempit. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun 2013 menerima lebih dari 900 mahasiswa. jumlah ini lebih banyak dari tahun lalu. Hal ini secara otomatis juga berpengaruh pada pelaksanaan OPAK. Panitia harus menyiapkan tenaga ekstra untuk mengelola agenda opak ini supaya dapat berjalan sesuai rencana dan dapat mencapai target yang diharapkan. 

Panitiapun berjumlah banyak, merekapun juga belum tentu mengerti tentang visi ataupun misi dari opak Fakultas Tarbiyah tahun 2013 ini. Karena memang tidak ada penyaringan ketat mengenai siapa saja yang berhak menjadi panitia. Hal ini tentunya berimbas pada jalannya OPAK tersebut. Walaupun panitia mati-matian mempertahankan wibawa didepan maba, tetapi jika pada kenyataannya jika ada maba yang protes atau sekedar berceloteh panitia tidak bisa melawannya dengan argumen yang kuat, tetap saja wibawa panitia akan runtuh seusai opak. Hal itu yang membuat opak hanya terkesan seperti acara seremonial belaka tanpa ada kesungguhan untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti halnya mengenalkan maba pada dunia kampus dan merekonstruksi pemahaman mereka mengenai dunia pendidikan yang sesungguhnya. Namun sepertinya hal itu hanya menjadi utopia belaka dengan manajemen pengelolaan opak yang demikian disertai kualitas dari masing-masing panitia. 

Dimana hal ini pasti merembet pula pada proses selama latihan orsenik. Yaitu dengan minimnya maba yang ikut berpartisipasi dalam latihan orsenik. Mereka pasti menyertakan berbagai macam alasan. Dalam alasan tersebut dapat dipastikan sebagian besar dari mahasiswa dipengaruhi oleh kesan pertama ketika opak berlangsung terutama opak fakultas. 

written by : Ulfatul Qoyimah