ajnn.net |
Pada Selasa sore, 12 November 2013 misalnya, petugas protokoler dan biro pers kepresidenan langsung meminta para wartawan keluar dari Istana Negara saat Presiden bertemu dengan peserta Silaturahim Nasional (Silatnas) Forum Kerukunan Umat Beragama IV. Padahal acara baru berlangsung beberapa menit. Para wartawan hanya dapat melihat dan mendengar Menteri Agama Suryadharma Ali melontarkan beberapa kalimat sambutan sebelum digiring ke luar ruangan.
Pembatasan peliputan ini bukan yang pertama kali. Kebijakan yang sama juga dilakukan petugas protokoler saat Presiden SBY menerima perhargaan dari Asean Forum of Engineer Organization pada Senin sore, 11 November 2013. Kebijakan ini bertentangan dengan upaya biro pers kepresidenan yang mendorong para wartawan hadir 30 menit sebelum acara dimulai.
"Kebijakan ini justru supaya wartawan bisa mendapatkan langsung apa yang paling penting dalam pemberitaan itu," kata juru bicara presiden, Julian Aldrin Pasha saat ditemui di Istana, Selasa, 12 November 2013.
Namun bagi wartawan yang meliput, pendapat dari Julian tersebut mencerminkan bahwa bagian terpenting dalam dua pertemuan tadi adalah acara seremonial dan sambutan. Sedangkan substansi pembicaran dan kebijakan SBY terkait isu acara tersebut dianggap lebih kurang penting.
Padahal dalam acara-acara sebelumnya, para wartawan punya akses dan kesempatan untuk meliput kegiatan Presiden SBY bersama suatu kelompok secara penuh. Pertemuan Presiden SBY biasanya digelar tertutup jika yang ditemui adalah pemimpin atau lembaga negara.
Julian beralasan media massa dapat mengetahui substansi dan garis besar pertemuan melalui pernyataan resmi juru bicara, staf khusus presiden, atau menteri serta pejabat terkait. "Menjelaskan adalah sebagian dari tanggung jawab saya. Jadi sudah jelas substansinya," kata Julian.
Presiden SBY dalam sejumlah kesempatan kerap memaparkan bahwa telah terjadi pergeseran kesadaran peran media massa dalam demokrasi. Bahkan, dalam acara ulang tahun Partai Demokrat di Sentul, Jawa Barat SBY menuding ada media massa yang kerap menyerang dirinya.
Sumber: tempo.co
0 Komentar