Doc. Komisariat Walisongo


Pada awal agustus komisariat mengadakan agenda Sekolah Islam Gender. Agenda itu mengharuskan kami ( Al Maidah, Rizka Diw Kurnia dan Luqyana Khairunnisa) untuk belajar lebih dalam lagi. Karena hal ini dirasa penting, untuk mengembalikan khasanah intelektual yang kuat di kalangan LPSAP.

Disana kami memahami sesuatu bahwa, Apa itu Gender? Mengapa harus mengetahui tentang gender? Pertanyaan yang mungkin sering muncul dalam masyarakat awam. Gender sering disalahartikan sama dengan sex. Dan kurangnya pemahaman mengenai konsep kesetaraan gender mengakibatkan masyarakat meremehkan konsep kesetaraan gender dan tetap teguh dengan budaya patriarki yang sangat melekat dalam tatanan masyarakat.

Lalu apa itu sex dan gender? Sex yaitu  kodrati atau ciptaan tuhan (laki-laki dan perempuan), bersifat biologis, genetis, dan statis ( tidak dapat diubah dan dipertukarkan). Jadi, sex lebih cenderung ke aspek fisik. Contohnya, perempuan mempunyai vagina dan laki-laki mempunyai penis. Itu salah satu contoh aspek fisik pada laki-laki dan perempuan yang tidak bisa diubah dan dipertukarkan. Sedangkan, Gender yaitu bukan kodrati.

Gender terbentuk karena adanya kontruksi sosial dan budaya yang bersifat dinamis ( dapat diubah dan dipertukarkan). Gender lebih cenderung ke peran dan status dalam norma-norma yang berlaku pada masyarakat. Contohnya, dalam masyarakat jawa perempuan dikenal dengan 3M (Masak, Macak, Manak) yang artinya perempuan itu tugasnya hanya memasak, berhias, dan melahirkan/memberikan keturunan. Dan peran laki-laki yakni sebagai pencari nafkah bagi istri dan keluarganya. Dalam norma masyarakat peran perempuan tidak untuk pemberi nafkah begitupun sebaliknya. Padahal peran antara laki-laki dan perempuan bukanlah kodrat dari Tuhan, dan bisa dipertukarkan. Tidak selamanya perempuan hanya di ranah domestik dan laki-laki di ranah publik. Keduanya merupakan kontruksi sosial dan budaya yang sudah terbentuk dalam norma masyarakat.

Lalu mengapa kita mempermasalahkan kesetaraan gender? Apa ada yang salah dengan konsep gender? Kerap kali gender itu memberatkan salah satu pihak baik itu laki-laki maupun perempuan. Ada banyak ketidakadilan gender (gender inequality). Dan seringkali yang mendapatkan ketidakadilan dalam gender yakni kaum perempuan. Contohnya antara lain; Marjinalisasi, subordinasi, sterotipe/pelabelan negatif, violence (kekerasan), double burden (beban ganda), dari situlah kaum perempuan ingin adanya kesetaraan dalam gender. Tetapi kesetaraan gender seringkali disalahartikan bahwa perempuan dan laki-laki harus sepenuhnya sama. Yang dimaksud kesetaraan gender disini yaitu adaya kesetaraan tentang peran dan hak. Menurut John Locke tentang Hak Asasi Manusia, bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk hidup, mendapat kebebasan, dan hak untuk mencari kebahagiaan.

Banyak yg mengartikan bahwa kesetaraan gender merupakan gerakan perempuan untuk melawan laki-laki. Padahal yang tepat yaitu gerakan perempuan dan laki-laki untuk melawan ketidakadilan. Dan gerakan perempuan untuk kestaraan gender yaitu untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan manusiawi. Karena sejatinya, selama bukan kodrati masih tetap bisa di ubah.

Ditulis oleh : Al Maidah ( Anggota LPSAP bidang Kajian )