Doc. Pashtunwali


Sabtu 13 Oktober 2018 bertempat di Greenland Gonoharjo Kendal, musyawarah adat Kelompok Pecinta Alam (KPA) Pashtunwali digelar dengan dihadiri 16 warga suku. Forum tertinggi di komunitas yang peduli terhadap kelestarian alam ini berlangsung untuk membahas kembali anggaran dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART), pemilihan kepala suku dan sekaligus rapat kerja KPA Pashtunwali.

Dalam pembahasan anggaran dasar, ada beberapa hal yang kembali ditegaskan terkait hubungan secara kultural komunitas ini dengan PMII. Ini seperti tercantum pada Anggaran Dasar KPA Pashtunwali BAB II pasal 3  _"organisasi ini bersifat kekeluargaan dan berhubungan secara kultural dengan PMII"_.

Selain itu, Anggaran Dasar KPA Pashtunwali BAB II pasal 4 menegaskan kembali orientasi gerakan Pashtunwali. Dalam pembahasan, sempat terjadi perdebatan antar warga suku soal pemaknaan alam. Ini berkaitan dengan apa yang dimaksud orientasi gerakan Pashtunwali tentang kepedulian terhadap kelestarian alam. Perdebatan yang berakhir voting ini berkisar pada apakah Pashtunwali harus turut andil dalam pengawalan isu-isu lingkungan ataukah cukup dengan menggunakan istilah peduli terhadap kelestarian alam. Hingga forum memutuskan untuk tetap menggunakan peduli terhadap kelestarian alam.

Musdat ke-3 ini juga memilih kepala suku ke-4 yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan sedulur solo (fajar sidiq). Forum memutuskan memilih sedulur cimeng (Khoirul Umam) sebagai kepala suku selanjutnya dengan 8 suara mengalahkan dulur Kiki (Rizqi Afrida). Dalam testimoninya, sedulur solo berpesan agar tetap bisa menjaga nyala api komunitas ini, demi alam yang lestari. "Menjaga nyala api organisasi agar tetap membara adalah tugas pokok seorang kepala suku, menyusun program, ekspedisi di alam bebas tentu menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan", tegas solo via akun instagramnya.

Ditulis oleh Ahmad Umam Aufi