(doc. Google) 

Gie...
Bolehkah aku memanggilmu Gie?
Seperti sapaan akrabmu di era ini, meskipun kau lebih suka dipanggil Soe
Sebab ketika aku memanggilmu Soe, aku khawatir kau mengira aku memanggil SOEkarno, SOEharto atau SOE-SOE lain yang seakan menjadi rahwana dalam kisah hidupmu...


Gie..
Entah mengapa aku kurang setuju ketika kebanyakan orang lebih mengenalmu sebagai "Demonstran"
Padahal, bagiku kau adalah manusia yang manusia dan menjalankan tugasmu sebagai manusia untuk kemanusiaan ..


Gie..
Aku dengar dulunya kau merasa anak kesayangan tuhan?
Kau sudah berkecukupan, namun mengapa kau tak diam?
Kau lebih memilih menggaungkan suaramu di tengah ribuan peluru yang siap merobek hatimu
Demi banyak orang yang tak semuanya mendukungmu


Gie..
Damaikah kau saat ini?
Meski banyak pertanyaan yang tak sempat kau temukan jawabannya,
Meski tak sempat kau mati di sisi Si Manismu Ira,
Meski sampai detik ini mimpimu belum sempat menjadi nyata
Lalu terus ditidurkan kembali oleh orang-orang berdasi di luar sana


Gie...
Kau bilang, kau ingin kembali dari tiada ke tiada

Bolehkah sekali ini aku membantahmu?

Semoga kau bahagia dalam anggapan "ketiadaan"mu itu,
Karena realita berkata bahwa kau terus ada dan berlipat ganda,
bahkan sampai ada menjadi tiada untuk yang terakhir kalinya...



Oleh F02 (Kader LPSAP dan Penulis Novel Berandal Bermoral)