Doc. Internet

Dalam sebuah kisah tua seperti Mahabharata dan Ramayana, peran wanita disitu memang sangat berpengaruh dalam terjadinya perang Baratayudha maupun serbuan raja Rama ke Alengka demi sang wanita tercintanya. Dalam sejarah jatunya kerajaan terbesar di Nusantara pun itu diawali dengan terbunuhnya Dyah Pitaloka citraresmi yang kala itu menusuk jantunya dengan sebilah kujang sesaat setelah sang ayahanda dan tentara dari kerajaan Sunda Galuh di bantai oleh bala tentara sang Mahapatih Majapahit, karena kala itu rombongan dari Sunda Galuh memang diundang oleh prabu Hayam Wuruk ke Majapahit untuk besanan. Rasa Cinta yg teramat besar prabu Hayam Wuruk kepada Dyah Pitaloka sampai membuat prabu mencopot jabatan Gajah Mada sebagai Mahapatih, padahal kala itu Majapahit bisa besar dan ditakuti oleh Negara bahawahan karena nama besar sang Mahapatih Gajah Mada. “sekali lagi laki-laki menjadi lemah karena wanita” kata Gajahmada ketika melihat keputusan yg diambil sang Prabu Hayam Wuruk.

Sedikit menyebrang ke barat, “ the Battle of thermopylae” antara 300 pasukan sparta melawan 10.000 pasukan Persia di celah sempit sebuah tebing yg biasa disebut “Hot Gates”, peran wanita di cerita sejarah ini juga sangat penting, ketika sang raja Sparta yaitu King Leonidas mengambil keputusan untuk berperang melawan pasukan persia yg tidak mungkin dikalahkan itu atas seizin istrinya, karena di kota Sparta derajat wanita sangat tinggi, karena Wanitalah yg mampu melahirkan para kesatria tangguh Sparta. Bahkan ketika dewan konsul sparta tidak mengizinkan King Leonidas untuk berangkat ke medan perang, King Leonidas tidak memperdulikanya karena dia sudah mendapatkan izin dari istrinya.

Dari rentetan peristiwa sejarah tersebut, peran wanita sangat besar dalam mempengaruhi keputusan seorang laki-laki. Lalu bagaimana kah dengan zaman 4.0 seperti sekarang ini? Apakah pengaruh wanita masih sebegitu besar terhadap keputusan seorang laki-laki? Tentu saja, karena banyak ketika para laki-laki sangat mudah menjadi lemah ketika sudah terkekang oleh wanita, atau kita biasa menyebutnya “Bucin akut”,  banyak laki-laki rela meninggalkan kewajibannya sebagai mahasiswa, sebagai seorang organisatoris ataupun komisaris demi untuk bersua atau bedua dengan wanita idamanya, sebenarnya mantra apa yg biasa digunakan para wanita untuk membuat para laki-laki cukup kelimpungan dalam menghadapi pesonanya. Bahkan seorang petarung yg kuat ketika diatas ring tinju ataupun seorang orator yg garang dilapangkan perjuangan akan tetap menangis ketika hatinya dipatahkan oleh seorang wanita.

Apakah laki-laki tidak boleh jatuh hati kepada wanita untuk membuatnya tetap gagah dan kuat seperti yg diyakini Mahapatih Gajah Mada? Ataukan laki-laki laki harus mempunyai wanita disisinya untuk bisa menjadi sangat kuat seperti yg diyakini oleh King Leonidas?

 

Penulis: Tomy

Editor: Finata