Dok. Google (detik.com)

Hai Senja pembawa luka

yang terasa menggelitik didada
Karena asmara datang bersama duta nestapa
Polos percaya usaha
Kan menghapus dahaga bahagia

Hai Senja pembawa luka
Yang datang dan pergi
bersama Sang mentari
Yang selalu ku renungi
Karena duri yang kokoh tertancap dihati
Terikat tali rasa ingin memiliki

Hai senja pembawa luka
Pembuatku sadari diri
Akan betapa kecil aku ini
Yang membangunkanku dari mimpi
Dan tersadar akan nyata 
Yang tak ingin ku tinggali

Hai senja pembawa luka
Yang membawa tangis
Dan membuat bibir tersenyum sinis
Ketika memandangmu yang manis
Diikuti hati yang terkikis

Hai senja pembawa luka
Pengambil hati yang polos
Hingga terlalu mudah kau terobos
Tanpa tau cara lolos
Dan tak pernah kembali ke poros

Hai senja pembawa luka
Entah bertahan berapa lama si hati
Bertahan dengan kucuran darah dikaki
Terpaksa terus berlari dan mendaki
Puncak yang tak mungkin dimiliki
Karena ada Sang mentari yang mengahalangi

Hai senja pembawa luka
Jangan kau perdulikan aku
Sang pengagummu
Penikmat sinar senjamu


Ketika Malam Datang

Tubuhku seketika tegang
Karena luka dihati kian meradang

Luka yang dibaluri oleh racun kecewa
Yang tidak ada penawarnya
Karena terbuat oleh janji dan rasa percaya

Ingin ku menjerit
Karena rasa sakit semakin menggigit
Dengan kebencian yang semakin mengait
Kedalam sebuah parit
Yang penuh akan rasa pahit

Ketika hujan datang
Aku hanya bisa terletang diatas sebuah ranjang
Rintikan janji manis yang tak kunjung terang
Beradu dengan pakaian percaya yang terus diserang
Dan selalu bertahan walau tak pernah menang


Penulis nur