Ilustrasi evaluasi oleh: pixabay

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memiliki banyak program kerja yang sangat relevan untuk dilakukan pada masa ini. Hal ini tentu perlu adanya dukungan dari para kader-kader PMII melalui keikutsertaannya dalam setiap menjalankan program kerja yang ada pada rayon masing-masing agar program kerja dapat berjalan dengan maksimal. Tidak bisa dipungkiri bahwa ini menjadi permasalahan serius bagi PMII itu sendiri, karena seringkali kita mendapati kasus bahwa program kerja yang sangat bagus itu kurang didukung oleh para kadernya sehingga membuat proker kurang berjalan maksimal.

Melihat realita yang terjadi sekarang, berhasil atau tidaknya program kerja dapat dilihat dengan beberapa faktor, salah satunya adalah kinerja dari para sumber daya manusia seperti peran pengurus yang terlibat langsung menjalankan program kerja tersebut dan juga peran kader untuk ikut serta dalam progran kerja. Oleh karena itu, diperlukan pembahasan terkait problematika kritik atas keterlambatan pengembangan PMII.

Dalam modul Pelatihan Kader Dasar (PKD) 2024 PMII Rayon Abburahman Wahid "Pengembangan organisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan kapabilitas sebuah entitas organisasi". Hal ini bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan umum pada PMII itu sendiri, sehingga muncul banyaknya kritik yang perlu disampaikan.

Pertama, jika dilihat dari kegiatan-kegiatan setelah Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) sampai sekarang, setiap ada kegiatan hanya beberapa pengurus yang bisa hadir dan berkontribusi. Namun, pada kenyataannya, saat Evaluasi Tengah Periode kemarin, jumlah pengurus itu banyak. Hal ini dirasa bahwa pengurus tidak memberikan ulasan-ulasan dari hasil diskusi yang disampaikan oleh pemateri. Padahal ulasan lebih mudah diterima oleh kaderisasi karena sifatnya yang singkat dan jelas.

Kedua, kinerja PMII dalam menjalankan program kerja terlebih dalam hal sumber daya manusia masih sangatlah kurang. Pelaksanaan setiap kegiatan masih sering mendapat kendala yang mengakibatkan kurang optimalnya kegiatan, juga hasil yang didapatkan. Kurangnya kerjasama antar anggota dan pelaksana juga menjadi penyebab kinerja PMII dalam sumber daya manusia menjadi menurun di setiap tahunnya. Seperti halnya dalam pelaksanaan ETP kemarin, banyak pengurus panitia bahkan pelaksana tidak hadir dalam acara tersebut, bahkan banyak juga pengurus yang tidak menjalankan tugasnya dan membuat forum saat acara. 

Dari tanggapan diatas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang terjadi cenderung merujuk kepada kinerja kepengurusan rayon sendiri dan membuat terhambatnya pengembangan pada kaderisasi itu sendiri.


Penulis: Salma Audini, Lilis Handrini, Azkaf Faiq Reyhandika, Nada Hamidina, Melani Dwi Angrehani, Syah. A. Prasetyo, Setya Aji Yudha

Editor: Agstn