Doc: diakusi lingkaran kesetaraan |
pmiigusdur.com– Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar diskusi
bertajuk "Emansipasi dalam Aksi: Kepemimpinan Perempuan PMII dan Berdaya
dalam Kesetaraan," Sabtu (21/10/24).
Acara tersebut mengundang calon Ketua Korps PMII Putri
(Kopri) UIN Walisongo, Sahabat Zahra Alfauziah, sebagai pemantik diskusi.
Dalam diskusi ini, Zahra menyoroti pentingnya kaderisasi
formal dan informal di Kopri. Kaderisasi formal dijalankan melalui Sekolah
Islam dan Gender (SIG), sedangkan kaderisasi informal difokuskan pada penguatan
sisterhood di tingkat rayon.
"Kaderisasi informal di Kopri harus selesai di tingkat
rayon. Ini untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama perempuan dalam
PMII," tegas Zahra.
Salah satu kader PMII UIN Walisongo, Sahabat Salsa menekankan
pentingnya advokasi menjadi salah satu agenda strategis di kampus, terkait
isu-isu kesetaraan gender dalam setiap forum Kopri.
"Advokasi isu-isu perempuan di kampus harus diperkuat
melalui lembaga-lembaga yang sudah ada," ujarnya.
Lanjutnya, Zahra juga menegaskan bahwa kepemimpinan
perempuan di Kopri harus produktif dan visioner.
"Di era sekarang, perempuan harus berdaya dan
produktif. Kepemimpinan kita tidak hanya soal organisasi, tetapi juga harus
menyentuh bidang akademik," pungkas Zahra.
Reporter: Ahsana Nadyya
Editor: Hikmatun Nur
0 Komentar