Dok. Khusus.

Pmiigusdur.com – Rombongan pengunjung mendapat sambutan hangat dari petugas begitu tiba di Museum. Seorang pemandu langsung menjelaskan sejarah gedung yang menyimpan kisah panjang perjalanan bangsa. Gedung ini pertama kali dibangun pada tahun 1906 sebagai Raad van Justitie atau pengadilan tinggi untuk orang Eropa. Pada masa pendudukan Jepang, gedung tersebut dipakai sebagai markas Kenpeitai. Setelah Indonesia merdeka, bangunan beralih fungsi menjadi markas Kodam IV Diponegoro, hingga akhirnya resmi dijadikan museum pada 1 Maret 1985.

Pemandu kemudian mengajak rombongan menyusuri berbagai ruangan koleksi museum yang sarat nilai sejarah.

  • Ruang Senjata (Jatmu) menampilkan koleksi mulai dari senjata tradisional seperti bambu runcing, keris, dan tombak, hingga senjata modern berupa pistol, senapan, granat, dan senjata mesin.

  • Ruang Seragam (Gamad) memperlihatkan berbagai jenis seragam dari masa PETA, BKR, TKR, hingga TNI, termasuk seragam polisi militer dan Kowad.

  • Ruang Peristiwa memuat dokumentasi foto dan catatan penting perjuangan, salah satunya Pertempuran Lima Hari di Semarang.

  • Ruang Diponegoro berisi lukisan, replika pakaian, serta kisah perjuangan Pangeran Diponegoro.

  • Ruang Laswi (Laskar Wanita Indonesia) menegaskan peran perempuan dalam perjuangan kemerdekaan melalui pakaian dan dokumentasi sejarah.

  • Ruang Cacat Veteran menampilkan berbagai alat yang digunakan para veteran yang mengalami cacat akibat perang.

  • Ruang Musik Militer (Satsikmil) menyimpan alat musik tentara yang digunakan untuk upacara maupun penyemangat perang.

  • Ruang Dapur Umum menggambarkan suasana dapur pejuang yang menopang logistik di masa perjuangan.

Selain itu, guide juga menyoroti beberapa koleksi spesial yang menjadi daya tarik utama, seperti Meriam 25 PDR di halaman depan, kursi bersejarah yang pernah digunakan Jenderal Ahmad Yani, replika alat ibadah Pangeran Diponegoro, serta lukisan dan mural perjuangan yang dibuat dengan detail tinggi.

Kunjungan ini menjadi pengalaman berharga bagi rombongan untuk lebih memahami perjalanan sejarah bangsa serta menghargai perjuangan para pahlawan.


Reporter: Myla

Editor: Lala