Potret pemateri menerangkan materi pendidikan kritis di SMP 5 Hasanuddin Mangkang, Sabtu (13/09/2025).
Pmiigusdur.com- pada kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), materi kelima yakni Pendidikan Kritis. Sesi ini berlangsung pukul 11.30–12.30 dengan penuh antusiasme dari peserta, (13/09/2025).
Di awal pemaparannya, pemateri menegaskan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang melibatkan aktivitas belajar dan berusaha secara berkelanjutan.
Beliau menekankan bahwa pendidikan tidak selalu sama dengan pelatihan, karena tujuan pendidikan bersifat lebih universal.
"Sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, pendidikan bertujuan membentuk manusia seutuhnya. Adapun macam-macam pendidikan, di antaranya pendidikan formal, nonformal, dan informal", ujarnya.
Lebih lanjut, beliau menyoroti istilah kritis dalam konteks pendidikan. Menurutnya, banyak orang belum memahami makna sebenarnya. Kritis adalah kemampuan seseorang untuk menganalisis masalah secara mendalam.
"pendidikan kritis diartikan sebagai pendidikan yang memberi ruang bagi siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi realitas, sehingga mampu melahirkan transformasi sosial", ujarnya.
Dalam materi ini juga dipaparkan tiga tingkatan kesadaran:
1. Kesadaran naif → mengetahui adanya masalah, tetapi belum memahami solusinya.
2. Kesadaran magis → masih mengaitkan permasalahan dengan hal-hal di luar nalar.
3. Kesadaran kritis → tingkat tertinggi, yaitu memahami masalah sekaligus mampu mencari solusi.
Nur Wahyu menambahkan pemikiran Ivan Illich yang berkontribusi besar terhadap kemajuan pendidikan di Prancis. Sebagai penutup, beliau menegaskan perbedaan antara teori kritis dan pendidikan kritis.
"Teori kritis berfokus pada kritik terhadap struktur sosial, budaya, politik, dan ekonomi yang menindas, sementara pendidikan kritis berfokus pada ranah pendidikan, khususnya bagaimana siswa dapat berpikir analitis dan solutif", ujarnya lagi.
Materi kelima ini menekankan bahwa pendidikan tidak hanya sebatas transfer ilmu, melainkan juga proses membentuk generasi yang sadar, kritis, dan mampu menjadi agen perubahan sosial.
Reporter: Jihan
Editor: Aidil
0 Komentar