Download
Alhamdulillah LPJ Pengurus PMII Rayon Abdurrahman Wahid Masa Juang 2013-2014 diterima oleh semua angkatan yang hadir dalam Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) XXXIII di Gedung DPW PPP Semarang. Meskipun begitu, masih ada banyak kekurangan di sana sini, ini menjadi bekal kepengurusan selanjutnya agar bisa berbenah diri dan menjadi lebih baik.

Berikut ini beberapa Pandangan Umum yang disampaikan oleh perwakilan masing-masing angkatan:

Korp ALMAPABA 2013 (Disampaikan oleh sahabat Zakariya Ahmad)
Menerima tanpa syarat  

Korp ALMAPABA 2012 (Disampaikan oleh sahabat Nurrohimin)
Menerima dengan syarat, tidak mengulang kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang tidak perlu dilakukan  

Korp ALMAPABA 2010 (Disampaikan oleh sahabat Ahmad Wakid)
Menerima dengan syarat perlu membenahi masalah kaderisasi, komunikasi, relasi dan kacaunisasi. 
Kaderisasi, dalam forum RTAR hanya sedikit kader yang ikut 
Komunikasi, masih belum menyeluruh 
Relasi, ada beberapa relasi dari kepengurusan sebelumnya yang ditinggalkan 
Kacaunisasi, beberapa kekacauan dalam diri PMII, misal saat sidang tidak kondusif, dll 

Korp ALMAPABA 2009 (Disampaikan oleh Sahabat Ahmad Hakim dan Lalili Humam Miftahudin) 
Menerima dengan catatan, perjuangan tidak hanya berhenti di tingkatan rayon saja. Masih ada komisariat, cabang, PKC bahkan sampai PB 

Korp ALMAPABA 2008 (Disampaikan oleh sahabat M. Husni Mushonifin)
Menerima dengan syarat: tetap menjaga soliditas dan mempersiapkan diri untuk pertarungan yang selanjutnya 
“Kepengurusan ini memang benar-benar religius, berintelektual dan progresif”   
Bojeste Musholini

Korp ALMAPABA 2007 (Disampaikan oleh sahabat Ali Mahmudi dan Aidris Saputro)
Menerima dengan catatan, sahabat-sahabati pasca menjadi pengurus rayon harus:
Sukses kontestasi komisariat 
Berbicara distribusi kader, tidak hanya dalam formal kampus saja, seperti BEM, HMJ, SMF. Saya ingin dengar nama kader sampai kancah nasional
Dan masih ada banyak catatan untuk kepengurusan periode ini, diantaranya: 
Kaderisasi, dari sekian kader yang ikut MAPABA, ternyata hanya sedikit yang masih bertahan, terbuktu dengan kader 2013 yang ikut RTAR tidak lebih dari 30 orang. Hampir sama dengan pengurus rayon 
Persidangan yang terlalu cepat, tidak ada pembelajaran untuk kader 
Tanggung jawab moral kader. Ini terkait dengan kasus kunjungan ke gereja yang sudah dipelintir oleh media. Bukan apa-apa, tetapi imbas buruknya sudah sampai kemana-mana