Doc. Internet


Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) terlibat dalam acara World Peace Forum yang digelar di The Sultan Hotel and Recidence, Jakarta, pada Selasa hingga Kamis (14-16/8).

M Abdullah Syukri, Ketua Biro Beasiswa Bidang Hubungan Internasional PB PMII, mewakili Ketua Umum Agus Herlambang, menyampaikan bahwa mahasiswa harus menjadi sopir utama dalam arus politik dan agama. Mengingat keduanya merupakan sumber pertikaian di berbagai dunia, utamanya di Indonesia.

"PMII meyakini politik dan agama seharusnya adalah sumber inspirasi pembangunan dunia, bukan sumber konflik dan pertikaian,” katanya, Jumat (17/8). Untuk itu mahasiswa harus menjadi pionir dalam mencegah dan menangani kesalahpahaman ini dari berbagai sektor sesuai keilmuannya, lanjutnya.
Selain itu, pria yang akrab disapa Abe itu juga mendorong keterlibatan pemuda dalam ruang-ruang dialog perdamaian yang lebih luas.

"Keterlibatan pemuda sangat penting sebagai investasi bibit-bibit pemimpin unggul pro perdamaian untuk masa yang akan datang," ujarnya.

Lebih lanjut, alumnus Universitas Duisberg Essen, Jerman, itu menyatakan bahwa perlu pembuatan kurikulum yang mengakomodir materi perdamaian dunia di sekolah dan universitas.

"Tergali banyak gagasan baru sebagai solusi atas konflik-konflik di dunia yang lahir dari pemikiran segar para pelajar dan mahasiswa," harapnya.

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu mengajukan tawaran kepada para aktifis mahasiswa di dunia untuk mencontoh PMII, terutama pada nilai-nilai yang dipegangnya. Hal itu, katanya, guna menumbuhkan jiwa nasionalisme yang mengutamakan persatuan dan kasih sayang tanpa meninggalkan sisi religiusitas.

"Poin ini sebagai jawaban bahwa ada kecenderungan di dalam masyarakat muda yang menganggap agama tidak lagi penting, menghambat kemajuan dan sebagai sumber konflik," jelasnya.

Acara tersebut diselenggarakan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP DKAAP) Din Syamsuddin, The Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), dan The Cheng Go Multi-Cultural & Education Trust of Malaysia.

Kegiatan dihadiri 100 tokoh perdamaian dunia dan 150 tokoh dari berbagai elemen di Indonesia. Forum dibuka langsung oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)

*Tulisan ini dikutip dari NUOnline