Doc. NUOnline

Sarasehan Reaktualisasi Relasi Agama dan Budaya menghasilkan Permufakatan Yogyakarta. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyambut baik hasil rumusan bersama tersebut.  Menurutnya, dalam konteks berbangsa dan bernegara, budaya dan agama sejatinya merupakan dua hal yang tidak perlu dipertentangkan.

"Pengembangan budaya di Indonesia sudah seharusnya menghargai nilai-nilai prinsipil dalam agama, dan sebaliknya pengembangan agama juga tidak semestinya mengakibatkan hancurnya keragaman budaya, tradisi, dan adat istiadat di Indonesia," jelas Menag saat memberikan keterangan pers usai menutup Sarasehan di Bantul,  Sabtu (03/11).

Dikutip dari laman kemenag.go.id, Menag mengatakan, agama dan budaya selama ini telah berkembang secara harmonis dalam perjalanan sejarah panjang bangsa Indonesia. Keduanya telah bersama-sama mewariskan nilai, norma, dan etika yang terbukti berhasil mempersatukan keragaman masyarakat Indonesia yang sangat beragam.

Menag mengajak semua pihak untuk menghindari sikap membenturkan nilai dan norma agama dengan keragaman budaya Indonesia. Sebab,  hal itu dapat merusak modal sosial dan modal kultural yang telah menjadi fondasi bangsa dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Pemerintah akan terus berupaya menghadirkan pendidikan agama dan budaya yang mampu menghasilkan ‘anak Indonesia’ yang memiliki keyakinan bersama bahwa keragaman adalah anugerah Tuhan Yang Mahakuasa," tuturnya.

Sarasehan yang berlangsung dua hari, Jumat-Sabtu, 2-3 November 2018  dibuka sekaligus diikuti oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin. Sejumlah tokoh yang hadir antara lain: Sujiwo Tejo, Radhar Panca Dahana, Wisnu Bawa Tenaya, Agus Noor, KH Abdul Muhaimin, Bikku Pannyavaro, Fatin Hamama, Amin Abdullah, John Titaley, Acep Zamzam Noor. Wahyu Muryadi,  Agus Sunyoto, Zakiyuddin Baidlawi, Nasirun,  dan Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda.

"Permufakatan Yogyakarta yang dirumuskan budayawan dan agamawan ini akan menjadi perhatian serius bagi pemerintah," tandasnya. (Red: Muiz)

Tulisan ini diambil dari http://www.nuonline.com yang ditulis oleh Abdul Muiz