Doc. Rayon |
Hari anak merupakan event yang diselenggarakan dengan tanggal dan acara yang berbeda-beda disetiap negara. Hari Anak Universal diperingati pada tanggal 20 November. Tanggal tersebut diumumkan oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Lewat sebuah resolusi mengumumkan satu hari tertentu dalam setahun sebagai hari anak Universal. Setiap negara merayakan hari anak dengan berbagai acara, namun peringatan ini bertujuan sama yaitu menghormati dan melindungi hak-hak anak diseluruh dunia.
Lembaga Pengembangan Studi Advokasi dan Perempuan (LPSAP) ikut serta merayakan hari anak universal dengan bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan meghormati hak-hak anak serta memberikan jaminan terhadap pemenuhannya. Menggugah dan meningkatkan kesadaran seluruh elemen masyarakat bahwa anak merupakan generasi penerus dan pelurus bangsa. Selain itu sebagai upaya meningkatkan peran untuk lebih menghormati dan melindungi hak-hak anak.
Upaya mewujudkan kesejahteraan anak kita tidak lepas dari semua elemen masyarakat mulai dari keluarga, akademisi hingga jajaran pemerintah untuk ‘’ Bersatu Menegakkan Hak Anak; Memerdekakakan, MelindungiI dan Mendidik”. Kita bisa lihat banyak anak yang masih terkekang dalam memilih sesuatu, hal kecil saja dalam bermain. Maraknya kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak di Indonesia yang semakin hari semakin kasusnya bertambah, seharusnya kita mampu melindungi mereka. Dalam undang-undang pemerintah mewajibkan pendidikan minimal sembilan tahun, akan tetapi banyak anak yang belum menembuhnya.
Serangkain hari anak universal yang diselenggarakan LPSAP yang bekerja sama dengan Yayasan Setara dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PIAUD berlangsumg selama dua hari. Yakni mulai tanggal 19 sampai 20 November 2018. Pada hari senin, tepatnya 19 november pagi, kita adakan refleksi hari anak universal di taman revolusi yang mana kita merefleksikan generasi old dan generasi now.
Doc. Rayon |
Serangkaian selanjutnya seminar yang di narasumberi oleh ibu isti ilma P M. S.i dari Dinas Pemberdayan Perempuan Perlindungan Anak Keluagar Berencana (DP3AKB) provinsi jawa tengah, Yuli Sulistyanto dari yayasan Setara dan Usfiyatul Marfu’ah,M. S.i dari Pusat studi gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo yang dimoderatori oleh wakil LPSAP periode 2015/2016 sahabat Fajar Sidiq. Dalam seminar kita membahas peran pemerintah yang diupayakan dalam menegakkan hak anak, selain itu kita mengupas terkait Konvensi Hak Anak dan pandangan Islam terkait hak anak sendiri itu seperti apa.
Antusias dari kader dan mahasiswa umumnya pun sangat luar biasa. Mereka sangat senang diadakannya seminar terkait hari anak, karena banyak masyarakat yang belum memahami tentang hak-hak anak yang harus dipenuhi”. Ujar salah satu mahasiswi Fakultas dakwah dan Komunikasi.
Malam harinya, kita mengadakan nonton bareng dan diskusi film “Silenced” yang berasal dari kisah nyata dalam negara Korea. Film tersebut menceritakan tentang kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh komite, kepala dan guru sekolah tuna rungu terhadap 3 siswanya. Akan tetapi pelaku pelecehan seksual tidak mendapatkan hukuman yang setimpal karena mereka memiliki relasi yang sangat luas mulai dari hakim, jaksa, kepolisian sampai ke pemerintahan dan ketiga anak tersebut sama sekali tidak terpenuhi haknya dari lembaga sekolah hingga pemerintahan.
Diskusi film kali ini di pantik oleh bu Fiki Zakiati, S.Psi., Mas Bintang Al Huda dari Yayasan Setara, Mas Cahyono, S.H dan ditemani oleh moderator Sahabat Arif Luqmanul Hakim (Koordinator Devisi Advokasi LPSAP periode 2016/2017)
Dihari kedua, yakni hari selasa tanggal 20 november 2018 , kita mengadakan Field Trip bersama anak-anak gunung Berintik di Museum Ronggowarsito yang diikuti 25 anak. Mereka belajar bersama menganal terkait sejarah museum, pahlawan, sampai budaya yang ada di jawa tengah.
‘’Saya senang bisa belajar di luar dan bisa melihat langsung patung-patung yang bersejarah.’’ Ujar Rozaq salah satu peserta field trip.
Doc. rayon |
Kita harus mejaga dan melindungi aset bangsa, mari kita lindungi anak.
#KitaPelindungAnak
By; Nisyail Ulya dan Qiki Avrida
0 Komentar