Doc. Internet


Budak cinta alias bucin mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kata bucin yang dipopulerkan oleh pasangan kakak beradik Jovial dan Andovi da Lopez yang mempunya akun channel youtube SkinnyIndonesian24.  Mereka yang bucin maunya hanya membahagiakan  dan rela bertindak demi sang kekasih hati.  Banyak seseorang yang tidak menyadari bahwa ia sebenarnya budak cinta yang rela berkorban tapi ia menjadi korban. Fenomena seperti ini banyak sekali ditemukan dibeberapa penjuru kota, termasuk di kampus.

Berbicara masalah cinta, memang tidak ada habisnya, ujung-ujungnya yang namanya cinta kadang tidak perlu pakai logika. Bucin bisa berlaku bagi kaum hawa maupun adam. Siapa saja yang melakukan hal demi cinta,  tapi ia tidak memikirkan dirinya sendiri. Ia juga akan menuruti dan melakukan hal apapun agar tidak kehilangan si doi, romantis boleh nalar jangan lupa difungsikan juga ya my lup.

Usaha mengekspesikan cinta itu sangat beragam, termasuk usaha seseorang. Nah bucin adalah salah satu usaha mendapatkan atau melanggengkan dalam berhubungan. Salah satu teman saya pernah dijuluki bucin, ya karena melakukan usaha yang begitu bodoh dengan tidak memikirkan dirinya sendiri tanpa harus diimbangi dengan nalar, udah tahu tidak ada harapan lagi masih aja bucin. Kalau udah seperti ini usahanya satu, banting stir cari tambatan hati lagi.

Dalam relasi berpasangan seseorang tidak menjalankannya secara individual, melainkan berpasangan. Nah dalam bucin sendiri kalau di telisik ada suatu hal yang menimbulkan miss understanding (tidak ada kontribusi salah satunya secara aktif) dalam salah satu pasangan kita, mereka tidak memahami satu sama lain, sehingga ia hanya melakukan tanpa ada timbal balik. Nah, kalau begini bahaya bagi yang mempunyai pasangan dan hanya memanfaatkan kebucinan seseorang.

Lantas, bagaiman mereka yang terindikasi bucin membahagiakan pasangannya dalam relasi  rumah tangga agar tidak ada perpecahan, perceraian dan tumpah darah. Bagaimana kesetaraan diantara pasutri agar tidak ada budak cinta? Ada beberapa hal yang mungkin bisa kita lakukan untuk menjaga stabilitas bucin dalam menjalin hubungan dengan seseorang.

Pertama, kesetaraan bisa terwujud dengan meyakini kembali bahwa suami dan istri adalah pasangan. Nah pasangan sendiri dalam KBBI memiliki arti salah satu dari dua organ tubuh yang berpasangan. Artinya dalam menjalani kehidupan berpasangan harus menjalani segalanya dengan saling melengkapi , bukan aku sendiran atau kamu, tapi kita. Bukan sebatas ini pekerjaan suami atau istri. Dalam pekerjaan rumah tangga ya harus egaliter.

Kedua, musyawarah sebagai jalan kesetaraan. Pengambilan keputusan atas penyelesaian masalah perlu dibicarakan dalam sepasang pasangan guna mencapai keharmonisan dan kesetaraan dalam rumah tangga. Dengan bermusyawarah tidak ada tumpang tidih dalam melakukan pekerjaan. Tentunya tidak ada pihak yang merasa terdiskriminasi. Apalagi merasa bahwa ia diperbudak oleh cinta dengan pasangannya sendiri. Nah, jalan menuju kesetaraan ini harus ada musyawaroh dong. Biar tidak ada sianida diantara kita, eh dusta.

Ketiga, tidak ada pihak yang otoriter dan semena-mena. Dalam relasi rumah tangga ada kepala keluarga, yang menahkodai jalannya rumah tangga tersebut. Pemimpin dalam rumah tangga  yang dimaksud adalah kepemimpinan yang didalamnya pihak yang dipimpin bebas berbuat menurut kehendak dan pilihannya, dan bukan kepemimpinan yang dimana orang yang dipimpin itu ditekan dan dirampas kehendaknya. Nah, misal udah ada pemimpin jangan kau bersikap semena-semana menyuruh ini dan itu sesama pasangan dan juga ketika disuruh jangan membudakkan cinta kalian. Kalian itu sepasang kekasih bukan kepala rumah tangga dengan asisten ya.

Sah saja kalau jadi bucin, tapi bucin yang sehat ya. Jangan menyakiti diri sendiri apalagi nanti sampai sakit hati. Kalau depresi lalu lari ambil tali dan bunuh diri? Siapa yang mau tanggung jawab. Heh, bucin, adalah manusia yang dikasih kelebihan dalam mengekspresikan cinta. Melanggengkan hubungan bisa dengan senjata bucin tapi jangan sampai diekspkoitasi oleh pasanganmu sendiri, apa-apa harus dikerjakan sendiri. Mari saling mbucin yang sehat guna menjaga keharmonisan,  melanggengkan hubungan,dan saling  menyetarakan.
           

*Ditulis oleh perempuan yang mempunyai nama pena Nisyail Ulya