Doc. Rayon


Semarang, pmiigusdur.com-PMII Rayon Abdurahman Wahid  adakan refleksi hari kartini pada hari Senin (22/04). Acara dengan tema “ Kartini Milenial Lawan Patriarki” terlaksana dengan cukup baik dan mendapat perhatian dari mahasiswa. Acara refleksi ini dimulai dari mimbar bebas yang bertempat di Taman Revolusi kemudian dilanjutkan dengan aksi turun ke jalan melewati 2 fakultas yaitu Fakultas Sains dan Teknologi (FST)  dan Fakultas Ushuludin dan Humaniora (FUH).

Tujuan diadakan acara ini yaitu untuk memperingati hari lahirnya Kartini dan mengenang perjuangannya, Fathkiyatun Nisyail Ulya selaku Diretur (Lembaga Pengembangan Studi Advokasi dan Perempuan (LPSAP)  memaparkan tujuan adanya acara tersebut. “Merefleksikan perjuangan kartini yang perlu dikenang, dahulu perempuan terkait pendidikan dan haknya masih sangat dibatasi. Serta menumbuhkan kesadaran wanita milenial terhadap perjuangan Kartini dimana untuk saat ini mereka lebih mementingkan kecantikan dan fashion sehingga melupakan perjuangan Kartini," terangnya.

Selain itu, Fathia mengemukakan harapannya untuk perempuan Indonesia di era millenial. “ Semoga perempuan milenial bisa menjadi seperti Kartini,  yang berani mengeluarkan pikirannya baik lewat tulisan dan gerakannya, serta berani maju memperjuangkan hak-hak wanita yang tertindas,” tandasnya.

Muh Yusron Izza selaku massa pada acara ini memaparkan terkait jalannya acara. “Pelaksanaan acara refleksi hari kartini ini cukup banyak massa yang mengikuti namun, kondisi kurang kondusif dan kurangnya koordinasi antar massa serta, rute yang di lewati tidak sesuai pada rencana awalnya seharusnya rute yang sudah ditentukan harus sesuai ketika pelaksanaanya. Untuk pembaca puisi, orasi, dan pengondisian massa cukup bagus jadi dari angka 1-10 acara refleksi hari kartini ini saya beri nilai 7,5,” terang Izza.

Faqis Noval selaku mahasiswa UIN Walisongo Semarang memaparkan pendapatnya terkait acara tersebut. “Saya sangat mendukung acara ini karena dengan adanya acara ini wanita milenial bisa sadar akan perjuangan kartini serta sebagai dorongan mereka untuk melawan budaya patriarki,” tandas Faqis.

*Ditulis oleh Ita Maharani (Kader PMII Rayon Abdurrahman Wahid Angkatan Aksara)