Doc. Internet
Oleh: M. Syafiq Yunensa (F02)*
Sedikit ingin ku bercerita, tentang tentang negeri yang kaya akan budaya sumber dayanya. Beratus tahun dijajah, bangsanya dijadikan hina oleh negeri-negeri yang bertanah rendah dari arah barat sana.
Pribumi menjadi tahanan di tanah air mereka sendiri.
Ibu pertiwi asal mula Dewi Widiowati yang menjadi primadona, hingga menitis pada Dewi Sinta pada masanya diperkosa, di antara padi dan rempah-rempah yang ada.
Banyak calon-calon Rama, dibungkam terlebih dahulu oleh angkara murka Rahwana.
Hak-hak dirampas, Perlawanan selalu terhempas, kemanusiaan tak lagi punya tempat untuk bernafas.
Suara-suara keadilan dihilangkan, ilmu pengetahuan disembunyikan.
Beratus tahun melawan, ratusan ribu jiwa dikorbankan.
Sampai pada suatu masa terjadilah kemenangan yang terwujudkan lewat kemerdekaan, anugrah terindah pemberian Tuhan.
Berpuluh-puluh tahun pada masa mendatang, kemerdekaan hanya sebatas kata "Kemerdekaan"
Banyak generasi muda penerus Kusuma Bangsa justru buta akan makna kemerdekaan yang berjuta nyawa telah terkorbankan. Kemerdekaan yang sejak zaman Nenek Moyang merupakan dambaan.
Mereka lebih suka terlena dalam penjajahan yang nyaman.
Tak mau tau pertempuran dalam serangkaian perang pemikiran yang panjang.
Merasa bangsa Merdeka nyatanya masih dijajah dalam bentuk yang berbeda.
Sedikit perlawanan, sedikit perjuangan.
Lantas masihkah mengira bahwa Kita sudah Merdeka? Sudahkah kau merasa Merdeka di bumi manusia ini?
Sastrawan kenamaan Rembang, Gus Mus berkata "Kau tak akan benar-benar merdeka, sebelum kau mampu melepaskan diri dari belenggu perbudakan oleh selain tuhammu. Termasuk penjajahan oleh Nafsumu sendiri!".
*Sahabat merupakan anggota LPSAP jurusan PAIangkatan 2018, juga aktif di Gusdurian Semarang dan PELITA
Editor: Iftahfia
2 Komentar
Jooss
BalasHapusJoss juga
BalasHapus