Laju angin semakin pelan,
Hembusnya tipis agak tertekan
Terperangkap dalam rungau keletihan.
Tertangkap cekung di mata penuh kegelisahan
Apa lagi yang bisa kuberikan, Nak?
Jemari kusut tanpa kelembutan,
Dengan kerut mulai menelapak
Kasar oleh bau merangsang hidung.
Untai itu mulai terpancar,
Terpaksa, begitu memaksa.
Tertawa dengan derita,
Tersenyum dalam luka.
Apa lagi yang bisa kuberikan, Nak?
Daun mengering, hanya tinggal gugur
Diterpa angin timur,
Dideru angin barat, dihempas beliung.
Bergejolak tak tau usainya.
Ke sana berlari penuh gelisah,
Ke sini meronta berderai tangisan.
Apa lagi yang bisa kuberikan, Nak ?
Anakku,
Ketakutan hanya untukku,
Berjalanlah, berlarilah, beranilah.
Kau bukan pecundang!
Rungumu pasti tak tuli dengan ratapanku.
Juga tak dungu dengan tangisku.
Oleh: mshoelahudin (Kader Cakrabuana '19)
Editor & Ilustrator: az-ad
0 Komentar