Generasi muda NU dan PMII harus membaca dan loyal terhadap organisasi; meneladani KH Salahuddin Wahid dan KH Ahmad Bagdja.

KH Salahuddin Wahid dan KH Ahmad Bagdja baru saja meninggalkan kita semua, tokoh Nahdlatul 'Ulama (NU) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini wafat di waktu yang berdekatan, KH Salahuddin Wahid wafat pada hari Minggu, 2 Februari 2020 pada pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita, Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat (sumber: detik.com). Sedangkan KH Ahmad Bagdja meninggal pada hari Kamis, 6 Februari 2020 pukul 01.06 WIB di RS Jakarta Medical Center (JMC) (sumber: NUonline).

Keduanya merupakan tokoh bangsa yang mempunyai jasa besar bagi bangsa Indonesia, maka tidak heran jika kepergian keduanya dihadiri oleh banyak tokoh-tokoh bangsa dan seluruh elemen masyarakat untuk mendoakan dan hormat berkabung atas kepergiannya. KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah sapaan akrabnya, merupakan pengasuh pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.  Beliau juga menjadi aktivis PMII, tercatat setelah lulus SMA pada tahun 1962, Gus Solah melanjutkan jenjang pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), pada waktu kuliah di ITB itulah Gus Solah ber-PMII (Laduni.id). Tidak hanya sebagai aktivis PMII, beliau juga pernah menjadi anggota Komnas HAM periode 2002-2007, dan mendapatkan gelar doktor honoris causa dari UIN Malik Ibrahim Malang atas pencapaiannya dalam merevitalisasi pendidikan di Tebuireng.

Sama halnya dengan Gus Solah dalam hal berproses di organisasi masyarakat dan organisasi mahasiswa. KH. Ahmad Bagdja juga tercatat sebagai kader NU dan PMII yang sebagian besar hidupnya dikhidmatkan untuk organisasi NU ini. Dalam rekam jejaknya beliau pernah menjadi ketua PB PMII ke-4 dan juga sekretaris PBNU pada masa kepemimpinan Gus Dur periode kedua.

Beliau-beliau telah mendahului kita, namun semangat dan pesan-pesannya patut untuk kita teladani sebagai generasi muda. Lantas, apa salah satu pesan beliau kepada kita selaku generasi muda dan kader PMII? Gus Solah mengingatkan kepada generasi muda untuk terus membaca buku sebagai salah satu cara dalam membekali hidup, tidak cukup kita hanya mengandalkan apa yang kita dapat dari bangku sekolah maupun kuliah, itu hanya 30 persen saja, untuk itu selebihnya kita harus mencari  di luar dengan berguru pada siapa saja dan membaca apa saja, minimal dalam sebulan khatam satu buku serius (sumber: galerimaha). Kemudian dalam ber-PMII KH Ahmad Bagdja berpesan untuk tidak mementingkan ego pribadi dalam ber-PMII "PMII jangan hanya melakukan keinginan perseorangan, namun juga menampilkan keinginan yang lebih besar untuk kemaslahatan organisasi." (Sumber: officialPBPMII).

Betapa pedulinya keduanya kepada generasi muda, maka sudah selayaknya apa yang dipesankan beliau kita lanjutkan sebagai generasi muda Nahdliyyin dan PMII. Sugeng kundur Kyai, tugas anda di dunia telah purna, kami yakin anda ditempatkan di sisi terbaik oleh-Nya. Amin

Lahumul Faatihah...

Oleh: Ahmad Sajidin (Wakil ketua II PC PMII Semarang dan Penggerak Gusdurian Semarang)
Editor: Eykaz