Tak bisakah kita tinggal?
Pada bangunan dan bata merah
yang kian penuh kepah
Haruskah kau undur diri?
Saat hari terang, malam
Terbentang begini
Sebab dariku, bagimu
Obrolan yang mengantar pada kota ini
Tak pernah sampai, tak pernah tiba
Pada bunyi genta kereta yang
sebelumnya ada, melebarkan
sambut pada mereka yang datang
dan turut masuk gerbong.
Penuh harum bunga, pernah kita
duduk berdua Menghidu
Tak bisakah kita tinggal? Jika
bagimu, untukku ini senja cuma warna saja
tak perlu kau berkemas-kemas
dengan beethoven di kantung matamu.
Tak bisakah? Di Bonang, batu pantainya,
dalam lautnya, orang-orang hanyalah semesti-
seharusnya ada. Tanpa digaris
nganga luka. Antara seorang pada
seorang yang pernah saling ada.
*Puisi ini bersumber dari kisai Seseorang Tetangga yang pernah berpisah di pantai Bonang
Penulis : Aziz Afifi
Editor : Finata
Ilustrasi : David
0 Komentar