Sekolah akan kembali dibuka untuk belajar tatap muka mulai Januari 2021 dengan sederet ketentuan. Kebijakan ini pun diwarnai pro dan kontra dari sejumlah pihak. Apa saja pertimbangan untuk membuka sekolah? Apa saja alasan pro dan kontra untuk pembukaan sekolah di tahun 2021? Kedua sisi bisa membantu unntuk membuat kebijakan, apakah akan dimulai pembelajaran tatap muka, atau memilih pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dari rumah, atau pembelajaran tatap muka langsung (offline)? Berikut alasan serta penjelasannya:

Kesenjangan tajam antar sekolah

Banyak daerah, atau sekolah, dan keluarga yang belum bisa mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh. Kebanyakan kasus yang dialami dalam pembelajaran jarak jauh yaitu tentang masalah koneksi internet yang tidak merata di seluruh daerah terlebih di daerah yang bisa di bilang pelosok karena mengalami kecepatan jaringan internet yang tidak stabil bahkan bisa di bilang lemot. Adapun beberapa peserta didik yang rela duduk di tepi jalan demi mendapatkan sinyal yang stabil. Dilihat sisi yang lain, beberapa sekolah di kota-kota besar memiliki kemampuan tinggi dan super lengkap. Maka, dari sisi inilah kesenjangan pembelajaran sangat terasa karena pada beberapa sekolah di daerah yang pelosok memiliki kemampuan dan tekhnologi yang dibilang kurang lengkap.

Resiko learning lost

Selama pembelajaran jarak jauh, dari berbagai elemen banyak yang mengeluhkan akan kurang maksimalnya dalam  kegiatan belajar mengajar. Bahkan, ada beberapa murid yang menganggap remeh akan pembelajaran jarak jauh ini. Banyak dari para pelajar yang memanfaatkan moment ini untuk bermain sesukanya, liburan atau melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat lainnya sehingga bisa mengurangi atau menghambat perkembangan karakter serta kemampuan berfikir anak atau peserta didik itu sendiri.

Angka putus sekolah tinggi

Persoalan ini sempat disinggung oleh menteri pendidikan dan kebudayaan, Nadiem Makarim. Menurut Nadiem menyoroti turunnya angka keikutsertaan di sekolah, terutama di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Karena sistem pembelajaran jarak jauh yang mana menurut saya kurang efektif bagi anak-anak usia PAUD karena di usia-usia seperti mereka masih banyak memikirkan untuk bermain maka dari itu banyak kasus yang di salah gunakan karena saat anak memegang ponsel bisa jadi di gunakan untuk bermain game online atau yang lainya bukan di gunakan untuk belajar serta banyak perbuatan yang lainnya yang disalahgunakan saat anak di usia itu memegang handphone atau ponsel. Hal-hal ini bisa terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua.

Setelah membaca beberapa faktor-faktor diatas yang menunjukkan pendapat pro terhadap masuknya sekolah secara tatap muka secara langsung di tahun 2021 merupakan solusi terbaik kita juga harus mempertimbangkan beberapa faktor yang kontra terhadap pembukaan sekolah secara tatap muka langsung di tahun 2021. Dibawah ini akan di jelaskan beberapa faktor yang kontra terhadap pembukaan sekolah secara tatap muka langsung di tahun 2021:

Belum adanya terobosan baru untuk menangani masalah pendidikan di masa pandemi

Saat ini semua orang, terutama tenaga medis di Indonesia sedang berjuang keras untuk menemukan apa yang bisa melemahkan atau bahkan membunuh virus covid-19 ini. Mungkin sekarang memang sudah ada vaksin yang sudah di temukan dan sudah di uji cobakan namun belum di sebar secara merata di seluruh Indonesia dan pihan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menolak kebijakan 2021 sekolah tatap muka secara langsung. Karena memang jika jadi kebijakan itu di terapkan lebih banyak kemungkinan buruknya dari pada kemungkinan baiknya.

Keputusan pemerintah daerah yang berbeda

Kebijakan 2021 sekolah tatap muka secara langsung dibuka atau tidak semua keputusan itu sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah masing-masing bukan dari satuan tugas (SATGAS) penanganan covid-19. Sedangkan keputusan pemerintah daerah bisa berbeda-beda karena melihat dari perkembangan kasus covid-19 di daerah masing-masing, ada daerah yang mengalami kenaikan kasus covid-19 dan ada pula yang mengalami penurunan kasus. Ini merupakan tugas sepenuhnya pemerintah daerah untuk mengambil keputusan tentang kebijakan tersebut. Dan sebelum mengambil keputusan itu harus di pertimbangkan secara matang-matang dan di perhitungkan dengan sebaik-baiknya.

Kemungkinan pelanggaran protokol kesehatan 

Di masa pandemi seperti ini, ada serangkaian peraturan protokol kesehatan yang wajib di terapkan jika memang tetap di langsungkan pembelajaran tatap muka langsung ditahun 2021 maka baik peserta didik maupun tenaga pendidik wajib menerapkan aturan protokol kesehatan tersebut. Namun peluang pelanggarannya pun sangat besar apalagi minimnya pengawasan dan pelanggarannya pun sangat besar dan belum bisa di laksanakan secara 100%. Misalkan saat interaksi pergantian guru atau ketika keluar kelas, adanya warga sekolah yang yang tidak memakai masker dengan baik dan benar. Dan ada pula beberapa murid yang tidak memiliki kendaraan pribadi sehingga harus menaiki kendaraan umum yang padat pemumpang sehingga bisa memicu penularan virus dari dalam kendaraan tersebut. Dan ada juga pelanggaran dari protokol kesehatan tentang menjaga jarak minimal 1 meter dari individu lain sehingga mungkin ada beberapa sekolahan yang tidak memiliki cukup gedung untuk melaksanankan protokol kesehatan tersebut sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan sekolah tatap muka di tahun 2021.

Banyaknya acara di bulan Desember 

Pada bulan Desember, ada beberapa daerah yang melaksanakan pemilihan kepala daerah (PILKADA) serentak sehingga mungkin banyak terjadi kerumunan. Di susul dengan libur natal dan tahun baru atau akhir tahun. Dengan adanya acara-acara tersebut sangat banyak terjadi kerumunan dan banyaknya orang keluar rumah sehingga sangat mengkhawatirkan jika kebijakan sekolah tatap muka secara langsung di laksanakan di tahun 2021 karena bukanlah waktu yang tepat melihat dengan keadaan yang sudah di sebutkan diatas. 

Mungkin itulah beberapa alasan beserta penjelasan pro dan kontra tentang pembukaan sekolah di tahun 2021. Mungkin ini bisa di jadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan mengenai pembukaan sekolah secara tatap muka langsung pada tahun 2021.


 Penulis : Muhammad Ferry Arbiyan

Editor : Finata

Ilustrasi : EL Huda