Dok. LKap

Pmiigusdur.com- Magrib menjelang petang, kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Abdurrahman Wahid Komisariat UIN Walisongo Semarang datangi Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Qulub. Kamis, (25/08/2022). 

Ponpes Hidayatul Qulub mengisi kegiatan malam jumat dengan mujahadah, doa, dan dzikir bersama di halaman Pesantren. Tak hanya santriwan-santriwati Ponpes Hidayatul Qulub, kegiatan yang terlihat sangat khidmat tersebut juga melibatkan pengasuh pesantren dan anggota PMII Abdurrahman Wahid Komisariat UIN Walisongo Semarang.  

Pengasuh Ponpes Hidayatul Qulub, Syaifudin Zuhri menyayangkan pada peserta yang datang terlambat. Menurutnya mujahadah, doa, dan dzikir bersama adalah rutinitas santri-santriwati setiap malam jumat.  

"Orang yang sering mendoakan akan sering didoakan. Kita meminta hanya kepada Allah. Kalian harus ingat kepada Allah. Kalau kalian lupa kepada Allah, maka Allah akan lupa dengan kalian. Maka dari itu, gembleng diri kita jangan sampai lulus kita menjadi sampah masyarakat. Orang yang jauh dari Allah adalah orang yang melupakan perjuangan Rasulullah. Sehebat apapun kita di kampus, akan menyesal jika merendahkan Allah," ucapnya.

Dalam kegiatan tersebut, Abah Din (red. panggilan akrabnya) menjelaskan jika orang yang ber-PMII tidak mau nguri-nguri atau menghidupkan NU, itu sama saja menghancurkan PMII. 

"Setidaknya minimal kegiatan-kegiatan yang telah dirintis oleh pendahulu-pendahulu kita itu dikerjakan. Seperti Kyai Mahbub Junaidi, beliau untuk urusan menguatkan ilmu dan tradisi sangat luar biasa, sampai keliling seluruh Indonesia. Kalau ikut PMII masa ga kenal dengan PMII?," ujarnya.

Ia juga mengingatkan agar diri ini tidak merasa hebat dan harus selalu ingat pesan orang tua.

"NU berkatnya banyak karena membaur ke masyarakat. Setiap di kampus ingat pesan orang tua. Dunia ini hanya sekilas, maka jangan sampai tertipu. Dalam menjalani kehidupan itu harus tenang. Orang yang multitalen akan banyak di cari sehingga dalam perkuliahan harus serius, walaupun dosen kadang menjengkelkan," jelasnya.

Reporter: Agustin F.A.