Ilustrasi domba tersesat: Wahyu

Ada seekor domba yang bernama dombi, dia merupakan domba gembala di perternakan keluarga glazer. Di perternakan, semua hewan dan pemilik perternakan sangat menyukainya karena ia adalah domba yang periang dan berjenis texel yang merupakan domba yang terkenal dengan daging kualitas terbaik di dunia.

Dombi hidup ibarat raja di perternakan itu. Makan dan minum selalu tersedia dengan kualitas terbaik setiap harinya. Rutinitas dombi dihabiskan dengan makan, minum dan bermain di padang rumput disiang hari. Setiap kali dombi pergi bermain di padang rumput, akan ada seekor anjing perternakan bernama Anji yang akan menjaga keamanan dombi dan menggiringnya pulang ketika petang. Itulah keseharian dombi yang terus menerus dilakukan.

Suatu pagi hari yang cerah, dombi melihat ada sebuah burung yang hinggap di sebuah dahan pohon di tengah perternakan. "Cit, cit, cuit. Hari ini cerah sekali, sungguh nikmat sekali jalan-jalan di pagi yang cerah ini."

"Hai, tuan burung. Apa yang nikmat dari jalan-jalan biasamu itu?." tanya dombi sambil melihat kearah burung itu.

"Yah, mungkin bagimu biasa, tapi tidak dengan ku."

"Apa yang berbeda?." tanya dombi lagi.

"Yah, apa yang kulihat lebih luas dan indah daripada dirimu yang hanya di padang rumput yang sempit ini." Jawab si Burung dengan ketus.

"Sempit bagaimana?, memang apa yang ada diluar sini?. " Tanya dombi makin penasaran.

"Yah, sulit menjelaskan warna hitam kepada yang tidak bisa melihat." Jawab si burung dan terbang pergi.

"Hei, apa maksudmu?. Jangan pergi dulu burung." Ujar dombi sambil berlari mengejar si burung yang terbang menjauh, hingga dia mendekati pagar pembatas perternakan tapi diberhentikan oleh anji si anjing.

"Hei, mau kemana kamu dombi. Ini adalah batasmu kembali sana. " Cegah anji dengan suara gonggongan kearah dombi.

"Baiklah anji, aku akan kembali." Ujar dombi yang dengan ketakutan melangkah pergi.

Hari itu, dihabiskan dombi dengan memikirkan apa yang dikatakan si Burung tadi.

Keesokan harinya, burung itu kembali hinggap di dahan yang sama dan di waktu yang sama.

"Hei burung, apa sebenarnya yang kamu maksud kemarin? Dan apa yang ada diluar perternakan ini?." Tanya domba dengan semangat menghampiri si burung.

"Jika kamu mau, maka keluarlah dari apa yang mengurungmu lalu cari tahu sendiri."

"Sudah, jangan tanya aku lagi. Hanya itu yang dapat ku katakan padamu." Lanjut si burung yang terbang menjauh.

"Hei, tunggu. Jangan pergi dulu burung." Teriak Dombi yang belari mengejar dan di cegat oleh anji kembali.

"Ada apa denganmu dombi. Kenapa kamu melakukan ini lagi?." Tanya anji.

"Hei, anji. Katakan padaku, apa yang ada diluar."

"Kenapa kamu bertanya hal yang tidak berguna seperti itu?. Apakah kamu kurang makan hingga menjadi gila?." Tanya Anji Balik.

"Yah, hanya penasaran saja. Aku tak pernah keluar dari sini dan tidak pernah melihat apa yang ada diluar." jawab Dombi.

"Sudahlah, sana kembali. Yang terpenting kamu makan dan istirahat dengan nyaman disini, jangan macam-macam atau majikan tak akan memberi makanku." Suruh anji yang berjalan menggiring dombi kembali ke tengah padang rumput.

Beberapa hari pun berlalu dengan dombi yang setiap hari menunggu di bawah pohon tempat si burung biasanya hinggap.

"Kemana burung itu, kenapa dia tak pernah muncul kembali?." Gumam dombi dengan putus asa.

"Kau mencariku?."

Si burung tiba-tiba hinggap di dahan pohon itu.

"Iya, kemana saja kamu beberapa hari ini?. Aku selalu menunggu disini." Ujar si dombi kesal.

"Yah, terakhir aku kesini, aku tertangkap ketika terbang oleh manusia dan dikurung olehnya." Jelas si burung.

"Ditangkap manusia?, kenapa kamu bisa kesini?. Bukanya kamu di kasih makan oleh mereka?." Tanya dombi.

"Yah, itu benar. Makanan disana enak-enak."

"Lalu kenapa kamu malah kabur?." Tanya dombi yang makin penasaran.

"Yah, aku punya kehidupanku sendiri dan tidak mau di kurung di tempat kecil tanpa bisa melihat dunia luar lagi."

"Walau untuk makanan enak?."

"Yah, walaupun untuk itu. Kebebasan tidak bisa di gadaikan untuk apapun." Ujar si burung yang terbang pergi menjauh tanpa dikejar dombi.

Dombi mulai berpikir dan merenung tentang apa yang dikatakan si burung itu. Tiba-tiba, anji menghampiri dombi.

"Hei, sana kembali ke kandang."

"Kenapa? Hari masih cerah." Tanya dombi yang terkejut dengan gonggongan anji.

"Sudah cepat!." Bentak anji.

Dombi pun berjalan degan digiring oleh anji menuju kandang. Setibanya di kandang, terlihat teman-teman domba si dombi di ikat satu persatu dan mulai disembelih oleh majikan dan anaknya.

"Ada apa ini anji?." Tanya dombi ketakutan dan mulai berjalan mundur.

"Tidak usah takut. Inilah alasan kamu diberi makan yang enak dan tidur nyaman." Sahut anji yang mendorong dombi masuk lebih dalam di dalam kandang.

Sejak hari itu, dombi tak pernah terlihat lagi di sekitar perternakan.


Karya: Pacet