Ilustrasi kemanusiaan dalam moderasi beragama: pexels
               Mengapa moderasi beragama penting dalam kemanusiaan? Sebelum membahas pentingnya moderasi beragama dalam kemanusiaan, alangkah baiknya memahami dahulu pengertian moderasi beragama itu sendiri.

        Moderasi agama adalah suatu sikap untuk mencari jalan tengah yang menyatukan dan membersamakan semua elemen masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa di Indonesia dalam hal beragama. Kata moderasi dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti penghindaran kekerasan. Dan kata tersebut merupakan serapan dari kata moderat yang berarti sikap selalu menghindari perilaku dan pengungkapan yang buruk, serta kecenderungan mencari jalan tengah. Jadi, ketika kata moderasi disandingkan dengan kata beragama, menjadi "moderasi beragama" maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi dan menghindari kekerasan dalam hal keagamaan.

      Sikap moderasi adalah suatu sikap dewasa yang baik dan sangat diperlukan. Radikalisme dan ujaran kebencian atas nama agama adalah sifat kekanak-kanakan, sikap tidak baik, memecah belah dan cenderung merusak hubungan berbangsa dan bernegara. Moderasi beragama adalah proses memahami sekligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar supaya terhindar dari perilaku keras dan berlebihan saat melakukan suatu amalan. Moderasi beragama merupakan bagian penting dalam membangun masyarakat yang beradab dan kehidupan yang damai. Masyarakat yang beradab berlandaskan pada kerukunan akan terbangun sebuah peradaban yang kokoh.

      Sejarah membuktikan bahwa dari masyarakat yang rukun dan damai, kemanusiaan dan kemerdekaan bisa diraih. Tentunya membutuhkan waktu yang panjang, akan tetapi hal itu bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Dan pada akhirnya ketika semua masyarakat bersatu dari berbagai macam suku, bahasa, adat, daerah dan bahkan agama kita bisa merebut kemerdekaan karena kita sudah bersatu dan sudah kuat. Peradaban dan kemajuan suatu bangsa dapat diraih jika masyarakatnya bersikap toleransi dan memiliki aturan demokrasi yang kuat. Toleransi dalam hal ini bukan berarti serba boleh dan cenderung mencampur adukan ritual keagamaan. Akan tetapi, toleransi disini adalah menerima dan menghargai perbedaan dengan tetap berpegang teguh pada aturan bersama yang mengatur kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.

     Mengapa moderasi beragama penting dalam kemanusiaan ?         Secara umum, jawabannya adalah karena kemanusiaan dalam hal beragama tidak mungkin dihilangkan. Ide dasar moderasi beragama adalah untuk mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan. Indonesia adalah negara dengan keragaman etnis, suku, budaya, bahasa dan agama. Dari sudut pandang agama, keragaman adalah anugrah dan kehendak tuhan. Khusus dalam konteks moderasi beragama di Indonesia, toleransi sangat diperlukan sebagai strategi kebudayaan dan merawat persatuan. Sebagai bangsa yang sangat beragam, sejak awal para pendiri bangsa sudah berhasil mewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang dengan kesepakatan tersebut berhasil menyatukan semua kelompok etnis, bahasa, budaya dan agama.

Itulah sesungguhnya jati diri Indonesia. Negeri yang agamis dengan karakter yang santun, toleran dan mampu berdialog dengan berbagai keragaman. Radikalisme dan perilaku keras niscaya akan merusak segala sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta dalam hal umat beragama. Sebagai negara yang sangat kaya, kita perlu moderasi beragama sebagai solusi agar menjadi sesuatu yang penting untuk menciptakan kehidupan yang rukun, harmoni, bersikap adil dan tentunya meningkatkan perdamaian dalam lingkup kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, lingkup keagamaan dan bahkan dalam lingkup kemanusiaan.

        Tujuan dari toleransi umat beragama tidak kerukunan saja. Akan tetapi, terwujudnya masyarakat yang harmonis dan meningkatkan perdamaian serta kemanusiaan antar umat beragama. Dan dalam hal kemanusiaan sendiri sudah dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW ketika suatu hari ada jenazah dari orang yahudi lewat didepan beliau dan beliau pun berdiri untuk menghargai dan menghormati jenazah yahudi yang lewat tadi dikarenakan alasan kemanusiaan. Seperti tertulis didalam hadits shohih muslim yang berbunyi ;

 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ ابْنِ أَبِي لَيْلَى أَنَّ قَيْسَ بْنَ سَعْدٍ وَسَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ كَانَا بِالْقَادِسِيَّةِ فَمَرَّتْ بِهِمَا جَنَازَةٌ فَقَامَا فَقِيلَ لَهُمَا إِنَّهَا مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ فَقَالَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّتْ بِهِ جَنَازَةٌ فَقَامَ فَقِيلَ إِنَّهُ يَهُودِيٌّ فَقَالَ أَلَيْسَتْ نَفْسًا و حَدَّثَنِيهِ الْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ شَيْبَانَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَفِيهِ فَقَالَا كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرَّتْ عَلَيْنَا جَنَازَةٌ

Yang artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Ghundar dari Syu'bah -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad bin Basysyar ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Amru bin Murrah dari Ibnu Abu Laila bahwa Qais bin Sa'd dan Sahl bin Hunaif bahwa saat berada di Qadisiyyah, tiba-tiba di hadapan mereka berdua lewat jenazah, maka keduanya pun berdiri. Lalu dikatakanlah kepada mereka, "Bahwa jenazah itu adalah berasal dari penduduk negeri ini." keduanya menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdiri karena ada jenazah yang lewat di hadapannya, lalu dikatakanlah kepada beliau, "Bahwa jenazah itu adalah seorang Yahudi." Maka beliau pun menjawab: "Bukankah seorang Yahudi juga manusia ?" Dan telah menceritakannya kepadaku Al Qasim bin Zakariya Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Syaiban dari Al A'masy dari Amru bin Murrah dengan isnad ini, dan di dalamnya; Maka keduanya menjawab, "Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba lewatlah dihadapan kami usungan jenazah."                (H.R. Muslim 1596).

Bisa diambil kesimpulan dalam hadits tersebut bahwa nabi Muhammad SAW memberi contoh yang baik kepada kita semua bahwa menghormati dan menghargai manusia sebagai ciptaan allah adalah sebuah bentuk toleransi antar umat beragama.

Quotes para tokoh tentang kemanusiaan dalam moderasi beragama.

 "Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama, dan keduanya saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya."

                                              ( Hadhrotussyeikh KH. M. Hasyim Asy'ari )

 "Kalau jadi hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab. Kalau jadi kristen, jangan jadi orang yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya nusantara yang kaya raya ini."

                                                                    ( Ir. Soekarno )

 "Tidak penting apa agama/suku anda, jika anda dapat melakukan hal-hal yang baik bagi semua orang. Anda tidak akan ditanya apa agama anda."

                                                        ( KH. Abdurrohman Wahid )

 "Jika sulit mencari alasan untuk menghormati pemeluk agama lain, alasan bahwa dia adalah manusia ciptaan Tuhan saja sudah cukup."

                                                          ( Habib Luthfi bin Yahya )

 

                           SELAMAT HARI TOLERANSI INTERNASIONAL


Penulis: Moh. Khoirul Umam