Illustrasi independensi perempuan dalam pendidikan: iStock |
Pendidikan adalah hak setiap orang baik laki-laki maupun perempuan. Namun kenyataan yang ada saat ini di ranah kultural perempuan masih terdiskriminasi dengan tidak mendapatkan akses pendidikan, asumsinya perempuan di stigma hanya memiliki karir sebagai ibu rumah tangga yang setiap hari hanya mengurus domestik saja, padahal sejatinya setiap manusia di perintahkan untuk mengenyam pendidikan dalam sebauah hadis dikatakan bahwa “jika kita mengingkan dunia dan akhirat maka kuasai itu dengan ilmu” ini tentu jelas bahwa tidak ada diskriminasi terhadap perempuan untuk mengenyam Pendidikan sampai ke jenjang yang tinggi, karena di dalam hadis tersebut tidak terkhusus di tujukan kepada laki-laki.
Melihat
tinjauan hadis tersebut maka seharusnya tidak ada alasan untuk
mendiskriminasikan pendidikan bagi kaum perempuan. Dengan artian perempuan bisa
belajar di bidang apa saja dan di jenjang mana saja. Memang secara umum
sebagian orang tua di Indonesia sudah sadar tentang pentingnya pendidikan bagi
anaknya namun sebagian lagi masih ada ketimpangan pendidikan bagi anak
perempuanya. Salah satu faktor dari ketimpangan pendidikan pada perempuan
adalah budaya patriarki yang sangat kuat. Persepsi inilah yang tidak pernah
diluruskan oleh kebanyakan orang, jika dipikir dengan nalar yang baik
sesungguhnya peran di domestik pun bisa dilakukan oleh laki-laki tidak hanya
perempuan.
Dengan
adanya pendidikan yang di miliki oleh perempuan, maka juga akan mendorong
Indepensi perempuan. Mengapa demikian, dengan pendidikan perempuan akan tahu
banyak hal dan pengetahuan baru, sehingga dengan begitu mereka akan memiliki
perspektif yang luas tentang kehidupan utamanya tentang bagaimana dia bisa
mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya. Dengan begitu kaum perempuan
tidak terus menerus bergantung pada orang lain terutama pada suami baik dalam
urusan ekonomi dan peningkatan taraf hidup keluarga maupun urusan lainya.
Perempuan yang mandiri akan dapat lebih berdaya baik dalam keluarga maupun
masyarakat.
Independensi
yang dimaksud disini adalah bukan berarti perempuan tidak sepenuhnya
membutuhkan laki-laki dalam kehidupanya, melainkan dia berposisi sebagai
partner dengan laki-laki agar terjadi kesalingan antara perempuan dan
laki-laki, tidak ada lagi yang namanya kultur dominasi laki-laki atau
patriarkis yang memposisikan perempuan selalu di belakang laki-laki. Dengan
begitu baik perempuan dan laki-laki bisa berjalan seiring, tidak ada
mendiskriminasi ataupun terdiskriminasi.
Beberapa
hal di atas menunjukkan bahwa pendidikan sangatlah penting bagi kaum perempuan,
pendidikan menjadi faktor utama yang memungkinkan perempuan memiliki
independensi atau kemandirian yang kuat. Dengan indepedensi inilah perempuan
akan dapat lebih berdaya baik dalam keluarga maupun masyarakat. Dengan demikian
perempuan diharapkan akan memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap
kesejahtraan dan kebahagiaan dalam keluarga maupun lingkunganya, serta dapat
menyiapkan generasi muda penerus bangsa yang unggul dan mampu bersaing di era
mendatang.
Penulis: Siwi Rahayu
Editor: Sajidin
0 Komentar