Ilustrasi pantai selatan oleh: istockphoto |
Fenomena yang terjadi di Pantai Selatan yang menyatakan bahwa, kita tidak diperbolehkan memakai baju hijau ketika di Pantai Selatan sesungguhnya hanyalah mitos. Sebenarnya kalau ditelusuri lebih mendalam larangan tidak boleh memakai baju hijau bukan karena alam gaib.
Hal ini dikarenakan dengan faktor alam serta keselamatan pengunjung pantai selatan, warna hijau identik dengan warna yang hampir sama dengan air laut. Sehingga, ketika pengunjung pantai Selatan tenggelam maka akan membuat team SAR kesulitan untuk pencarian dikarenakan baju pengunjung sama dengan air laut.
Maka dari itu, hal inilah yang membuat mengapa kita tidak diperbolehkan memakai baju hijau di pantai Selatan. Bukan karena ditarik oleh Nyi Roro Kidul tetapi, karena supaya mencegah terjadinya kecelakaan di pantai Selatan.
“Arus Balik Laut dan Palung Laut Pantai Selatan merupakan Arus Maut mematikan bagi pengunjung Pantai Selatan”/Foto : Ilustrasi Pantai Selatan |
Arus balik laut identik tidak harus bergelombang tinggi tetapi arus balik laut mayoritas hanya setinggi dua sampai tiga kaki. Meskipun gelombangnya sangat pendek tetapi arus ini sangat kuat dan bisa menarik orang dengan berat badan lebih dari 1 ton.
Dosen Spesialis Medikal Bedah, Prima Trisna Aji mengemukakan dalam teorinya bahwa kebanyakan kecelakaan laut yang terjadi adalah bukan karena arus gelombang yang tinggi, tetapi mayoritas dikarenakan oleh arus balik laut yang ditengahnya terdapat palung laut atau jurang laut. Jadi ketika seseorang masuk dalam arus balik laut, maka dia akan tertarik ke dalam laut yang cukup jauh dan kemudian terperosok di palung laut atau jurang laut yang mengakibatkan sulit untuk keluar dari pusaran tersebut. Hal itulah yang membuat banyak pengunjung pantai tenggelam di laut dan tidak selamat.
“Arus balik laut mayoritas di Pantai Selatan tidak begitu tinggi hanya setinggi dua sampai tiga kaki, tetapi arus tarikannya sangat kuat. Kemudian ketika seseorang sudah tertarik di arus balik laut maka dia akan tertarik jauh ke tengah laut dan masuk ke palung laut. Sehingga mayoritas pengunjung yang tenggelam didalam palung laut cukup lama untuk ditemukan”, ucapnya. *Red
Penulis: Dr. Elinda Rizasari,Spd.,Mpd
Editor: Sabrina Akmalunnajwa
0 Komentar