Tangkapan layar Diskusi Aswaja Biro Soskem, Selasa  (26/12/2023). (Dok. Biro Soskem).

Pmiigusdur.com- Biro Sosialisasi Keagamaan (Soskem) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Abdurrahman Wahid Komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menyelenggarakan Diskusi Aswaja secara online melalui Google Meet, Selasa (26/12/2023).

Diskusi yang bertema “Al-Buthi Sang Ulama Sunni Multidisipliner” tersebut, menghadirkan Muhammad Zahrul Irsyad sebagai pemateri.

Pada awal diskusi, Zahrul mengawali penjelasan singkat mengenai profil Al-Buthi.

“Al-Buthi adalah ulama sunni yang terkenal di dunia politik. Nama aslinya Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi, lahir di Yagmurkuyusu Kecamatan Buthi, Kota Turki," jelasnya.

Zahrul juga menjelaskan bahwa Al-Buthi merupakan sosok ulama sunni yang multidisipliner.

“Al-Buthi adalah sosok ulama yang multidisipliner. Ia tidak hanya ahli dalam ilmu agama belaka, melainkan juga menguasai berbagai keilmuan modern," ujarnya.

Zahrul menuturkan bahwa Al-Buthi berpandangan moderat dalam berpolitik.

"Al-Buthi termasuk ulama yang politiknya moderat. Makanya, beliau sering disebut atau terkenal sunni moderat karena pemikirannya yang sangat moderat," jelasnya.

Selain itu, tutur Zahrul, Al-Buthi juga sosok yang berprinsip pada sifat tawasuth dalam berpolitik.

"Beliau juga menerapkan sifat tawasuth dalam politik. Jadi, kalau berpemikiran selalu ditengah-tengah; mengambil jalan lurus yang baik saja, tidak bepihak kekanan dan juga tidak bepihak kekiri,” tuturnya. 

Lebih lanjut, Zahrul menyampaikan pemikiran Al-Buthi mengenai pendidikan akidah.

“Pendidikan akidah menurut Al-Buthi merupakan seperangkat kebenaran-kebaranaran yang diwajibkan oleh Allah dan harus diyakini secara kokoh," jelasnya.

Menurut Zahrul, landasan teologis pendidikan akidah Al-Buthi didasarkan pada Alquran dan Hadis.

"Landasan teologis pendidikan akidah dimaksud harus  didasarkan kepada Alquran dan Hadis," ujarnya.

Terakhir, ia menutup diskusi dengan harapan agar para generasi muda dapat meneladani kepribadian Al-Buthi.

”Semoga generasi muda Islam bisa berteladan padanya (red. Al-Buthi) dan menjadi Al-Buthi–Al-Buthi baru di masa mendatang,” pungkasnya.

Reporter: Hikmatun Nur 

Editor: Fathur