Ilustrasi pemasangan infus

Pemasangan IV infus adalah prosedur memasukkan selang ke dalam pembuluh darah di tangan. Tujuannya adalah untuk pemberian cairan infus, darah, albumin atau obat-obatan. Cairan lebih disukai dalam situasi darurat, seperti dehidrasi parah, infeksi parah, penyakit parah, atau pendarahan. Pasalnya, dokter harus segera memasukkan cairan dan obat ke dalam tubuh pasien untuk menghindari komplikasi.

Infus juga dilakukan pada pasien yang mengalami kesulitan minum obat, misalnya karena muntah atau penggunaan obat yang tidak tersedia dalam bentuk oral. Tujuan pemasangan infus adalah untuk mengalirkan cairan atau obat melalui infus ke dalam pembuluh darah  tangan. Selain itu, bisa juga dipasang infus  untuk transfusi darah. Penyediaan layanan infus dapat dilakukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit, klinik atau bahkan di rumah. Pada umumnya, instalasi infus di rumah ditujukan untuk menangani kondisi pasien yang memerlukan suntikan sering.

Secara umum, tidak ada larangan khusus mengenai infus. Pasien juga tidak perlu berpuasa sebelum  prosedur ini. Harap diperhatikan bahwa jarum infus tidak boleh dipasang di area tubuh yang terdapat luka terbuka, infeksi, atau peradangan. Tidak diperlukan persiapan khusus sebelum  infus. Namun, pasien dapat mengenakan pakaian longgar atau pakaian berlengan yang  mudah dilepas oleh petugas medis.

Langkah-langkah yang dilakukan  dokter atau perawat dalam pemasangan infus antara lain:

1.     Cuci tangan, kemudian kenakan sarung tangan steril Palpasi tangan pasien untuk mengetahui area pembuluh darah tempat pemasangan infus yang akan dipasang.

2.     Selanjutnya, memasang tourniquet di atas pembuluh darah tempat jarum akan dipasang.

3.     Kemudian bersihkan area kulit tempat pemasangan infus dengan kapas yang dibasahi alkohol.

4.     Masukkan jarum infus ke dalam pembuluh darah yang teridentifikasi kemudian lepas jarum, lalu sambungkan selang berisi cairan infus, obat-obatan, atau kantong darah.

5.     Rekatkan selang IV pada  lengan agar tidak bergerak jika pasien bergerak.

6.     Setelah pemasangan infus, dokter akan memastikan bahwa cairan, obat-obatan atau darah diberikan dengan benar dan tidak terjadi efek samping.

7.     Dokter kemudian akan mengarahkan cairan atau setetes darah dari kantong ke dalam pembuluh darah. Jika diperlukan obat lain, dokter mungkin akan menyuntikkannya ke dalam lubang  infus. Obat juga dapat diberikan dengan pompa infus untuk pemberian dosis yang lebih tepat. Pasien disarankan untuk tidak menggerakkan area tubuh yang menerima aliran darah berlebihan, agar cairan infus tidak bergeser dan tersumbat.

Jika pasien terlalu banyak menggerakkan area transfusi, mungkin bisa jadi darah  naik di selang infus. Meski demikian, kondisi ini tidak berbahaya dan bisa membaik bila lengan diberi perfusi kembali ke posisi semula. Alat suntik dan jarum harus diganti setiap 4 hari atau lebih cepat tergantung kondisi pasien. Sedangkan komplikasi terkait pemasangan infus dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan pada lengan tempat pemasangan infus. Segera beri tahu dokter atau perawat bila setelah pemasangan infus muncul gejala seperti berikut : demam, nyeri, bengkak, memar pada area infus, kulit pada area infus berwarna merah dan  hangat, bila disentuh pembuluh darah bengkak, dan nyeri bila disentuh. Hal ini juga terjadi pada infus yang bocor pada selang.

Dalam teori dari penelitian yang saya lakukan menyatakan bahwa kunci utama supaya berhasil dalam pemasangan infus adalah banyak berlatih secara langsung dan banyak belajar baik teori maupun praktek, seperti memasang infus ke pasien. Kemudian jangan lupa harus percaya diri kalau ketika memasang infus pasti berhasil dan pembuluh darah tidak pecah.


Penulis: Prima Trisna Aji

Editor: Agstn