Ilustrasi pohon mangga (pinterest)

Pada suatu hari ada seorang anak yang sedang jalan pagi di desa yang asri, dia bernama yusuf. di tengah perjalanan yusuf bertemu nenek yang sedang bertani sendiri di sebelah rumahnya, yusuf pun menyapanya.

Yusuf : Assalamu'alaikum, lagi apa nek?

Nenek: Wa'alaikumussalam, ini lagi lihat tanaman punya nenek.

Pada saat itu, nenek mempunyai tanaman seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Di antara banyaknya tanaman milik nenek, mata Yusuf tertuju pada beberapa pohon mangga tinggi yang mau berbuah di kebun nenek.

"Nek, bukankah seharusnya nenek beristirahat sambil menikmati masa tua?, ngapain harus bertanam dan susah payah merawat pohon mangga ini. Toh, nantinya nenek juga gak bisa menikmati buahnya," tanya Yusuf.

"Iya tidak apa-apa. Sudah, mending bantu nenek menyiram tanaman sini," ucap nenek. 

Yusuf pun menghampiri nenek dan ikut membantunya. Setelah beberapa menit, Yusuf membuka pembicaraan dengan nenek.

Yusuf : Nenek disini tinggal sama siapa? 

Nenek : Sendiri nak, anak dan cucu nenek sudah lama pindah ke kota. 

Yusuf : Kenapa ga ikut anaknya aja nek?, kan biar nenek ada yang merawat.

Nenek : Nenek lebih nyaman di desa nak daripada di kota.

Yusuf : Lalu, suami nenek kemana? 

nenek : Suami nenek sudah 10 tahun lalu meninggal, nak.

Yusuf : Sebelumnya, minta maap ya, Nek.

Nenek : Iya sudah ga apa-apa, sudah belum menyiramnya? 

Yusuf : sudah, Nek.

Setelah selesai, mereka pun meneduh di teras rumah nenek untuk beristirahat. Semilir riuh angin yang sejuk, menghanyutkan secercah lelah, menghempaskan keringat yang bercucuran. 

Yusuf : Nenek sudah lama di desa ini? Sepertinya yusuf jarang sekali melihat nenek.

Nenek : sudah lama nak, semenjak ditinggal sama suami, nenek sudah hidup di desa ini.

Yusuf: oh, berarti sekarang nenek merawat kebun ini sendiri tanpa bantuan orang lain? 

Nenek : iya nak, nenek menyirami setiap pagi dan sore, merawatnya, dan memastikan agar tidak layu. Suatu nanti pohon mangga berbuah waktu dipanen hasilnya memuaskan.

Yusuf : Lalu, nanti siapa yang memanen dan menikmati pohon mangganya, Nek? Sedangkan usia nenek disini sudah kian merenta, mata nenek mulai sayup, wajah nenek mulai keriput, langkah nenek mulai gontai, bahkan batuk nenek makin hari semakin menjadi. 

Nenek : Sudah nak tak apa-apa, nanti semisal nenek gak bisa menikmati buahnya. Masih ada generasi nenek selanjutnya, bisa anak nenek, cucu nenek, bahkan kamu sendiri juga nanti bisa menikmatinya. Nenek berharap dan berdoa, selalu ada kebaikan yang terus mengalir kepada nenek dari pohon mangga ini.


Karya: Nispa