doc: kunjungan literasi di museum mandhala bakti |
Pmiigusdur.com- Lembaga Kajian dan Penerbitan (LKaP) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Abdurrahman
Wahid Komisariat Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, mengadakan acara
Kunjungan Literasi ke Museum Mandhala Bakti, Senin (16/09/2024).
Kegiatan tersebut merupakan salah
satu rangkaian kegiatan dalam acara Proudly Present [September Hitam]
dengan tema “Merawat Ingatan: Mengungkap Catatan Kelam Pelanggaran HAM
di September Hitam". Kegiatan yang diikuti oleh pengurus serta kader PMII Rayon
Abdurrahman Wahid tersebut, menunjuk beberapa tempat di Semarang sebagai bahan
diskusi dan refleksi terkait pelanggaran HAM yang terjadi di Bulan September. Beberapa
tersebut yakni Museum Mandhala Bakti, Gereja Katedral, dan Tugu Muda.
Diawal kunjungan, pengurus serta
kader PMII Rayon Abdurrahman Wahid memasuki kawasan Museum Mandhala Bakti.
Semua peserta mendapatkan pengetahuan mengenai sejarah terbentuknya museum,
biografi pangeran diponegoro hingga mampu menyaksikan secara langsung senjata
dan peninggalan sejarah dan menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang ada
ditengah kota semarang, yang dulu berada di bawah naungan penjajah.
Salah satu Pengurus Lembaga Kajian
dan Penerbitan (LKaP) PMII Rayon Abdurrahman Wahid, Ero Heromando mengatakan
bahwa antusias dari para peserta kegiatan Kunjungan Literasi tahun ini begitu
luar biasa. Hal tersebut nampak jelas ketika peserta melakukan dialog aktif dan
interaktif dengan tour guide dan juga pemateri dalam diskusi September
Hitam ini.
“Para kader berantusias mengeksplor
dunia luar khususnya di Museum Mandhala Bakti daerah kota semarang ini, mereka
melakukan dialog aktif dengan tour Guide serta pemateri-pemateri pada
kegiatan kali ini,” ujarnya.
Ero juga mengatakan tujuan
diadakannya kunjungan ke Museum Mandhala Bakti ialah sebagai bahan pemantik diskusi
terkait kilas balik sejarah pelanggaran HAM di Bulan September beberapa tahun
silam.
"Sebelum berdiskusi tentang
tragedi dan sejarah pelanggaran HAM di Bulan September Hitam, perlu adanya pengetahuan
terkait konteks tersebut, karena itu diadakannya kunjungan literasi di Museum
Mandhala Bakti ini,” sambungnya.
Lanjutnya, Ero juga mengatakan bahwa
kunjungan literasi bertujuan untuk mengingat sejarah dan juga tragedi yang ada
dalam bulan September beberapa tahun silam, sebagaimana yang tertuang dalam
tema kegiatan ini.
"Kunjungan ini bertujuan
sebagai bentuk mengingat Sejarah perjuangan di Indonesia serta beberapa tragedi
yang terjadi, khususnya bulan September ini,” lanjutnya.
Salah satu peserta -yang tidak ingin
disebutkan identitasnya- mengatakan bahwa tidak hanya mendapatkan pemandangan
yang luar biasa, namun dia juga pengetahuan baru dan mendalam mengenai biografi
dan perjuangan hidup Pangeran Diponegoro.
"Di awal masuk museum ini kita
di sajikan oleh perjuangan dan perlawanan pangeran diponegoro kecil, sampai
dengan sejarah pertempuran 5 hari di kota semarang hingga gerakan 30 September,”
ujarnya.
Auliya, salah satu peserta acara ini
mengatakan bahwa kegiatan kunjungan ini dapat meningkatkan pemahaman dan
kualitas peserta agar memiliki pengetahuan yang lebih luas terlebih mendalam.
"Dengan mengikuti kegiatan
tadi, saya mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru terkait kilas balik September
hitam, serta tokoh-tokoh yang terlibat,"
ucapnya.
Reporter: Firda Rahmatun Nuzula
Editor: Husenn
0 Komentar