Doc. : Freepik.com


Mengapa Kita Perlu Mengelola Isu Sosial?

 Mahasiswa bukan hanya insan akademik, tetapi juga aktor perubahan sosial. Di era keterbukaan informasi, isu sosial menyebar cepat dan menuntut respons kritis. Ketika kampus menjadi ruang hidup bersama, dan dunia luar menghadirkan berbagai dinamika, kita perlu belajar memahami, memilah, dan merespons isu secara strategis. Itulah yang disebut dengan "manajemen isu sosial".

Apa Itu Manajemen Isu Sosial?

Manajemen isu sosial adalah proses mengenali, menganalisis, dan merespons persoalan- persoalan yang berdampak pada komunitas. Isu bisa muncul dari dalam kampus (regional), nasional, atau global. Mahasiswa sebagai agen sosial perlu memiliki kemampuan:

1.      Mengenali isu yang relevan,

 

2.      Menganalisis akar masalah dan stakeholder yang terlibat,

 

3.      Menyusun strategi advokasi atau aksi,

 

4.      Mengevaluasi dampak dari respons yang diberikan.

 

Kerangka Manajemen Isu Sosial

 

1.      Identifikasi Isu: Lihat sekitar kita: akses ruang belajar, kekerasan seksual di kampus, transparansi dana organisasi, atau diskriminasi gender di ruang akademik. Di tingkat nasional, misalnya, pengurangan anggaran pendidikan, konflik agraria, atau peraturan yang tidak memihak rakyat. Isu global seperti perang, krisis iklim, atau pelanggaran HAM juga relevan.

2.      Analisis Masalah: Siapa yang terdampak? Siapa yang diuntungkan? Apa akar persoalannya? Gunakan pendekatan 5W1H.

3.      Tentukan Strategi: Bisa berupa kampanye media sosial, diskusi publik, penggalangan tanda tangan, atau aksi massa. Pilih strategi berdasarkan konteks dan daya yang tersedia.

4.      Aksi dan Evaluasi: Lakukan aksi, lalu evaluasi hasilnya. Apakah isu terangkat? Apakah ada perubahan sikap dari pemangku kebijakan?

Dengan memahami manajemen isu sosial, mahasiswa bisa menjadi aktor perubahan yang tak hanya reaktif, tapi juga reflektif dan strategis. Debat bukan sekadar adu mulut, melainkan latihan berpikir kritis, membangun argumen, dan mencari solusi. 

Mari kita kelola isu, bukan dikelola isu.


Penulis: M. Novan Heromando

Editor: Najwa