"Sahabat Joni.. Ayo diskusi.." Ucap Bang Boy saat Joni sedang asyik bermain Mobile Legend.

"Diskusi apa, Bang?" Jawab Joni dengan kalem sambil terus menggerakkan jarinya.

"Diskusi rutinan loh, itu temen-temen udah pada dateng." Jawab Bang Boy dengan ketus.

"Oh, oke Bang."

Joni langsung bangun dari duduknya di bawah pohon rindang pojok taman dan mendatangi tempat diskusi sambil terus fokus ke HP-nya.

"Jon... tumben lu kesini..." Ucap Riana gebetan Joni.

"Iya nih, gue lagi kangen sama lu. Lu di sini ngapain?"

"Gue tadi disuruh senior. Gak enakan, jadi terpaksa kesini deh."

Joni pun menanyai beberapa orang sekelilingnya dan mendapat jawaban yang sama. Materi kali ini tentang 'Manajemen Aksi'. Pemateri dengan semangatnya berbicara dari A sampai Z. Joni mendengarkan sambil terus bermain game kesayangannya.

Esok harinya Joni mendapat pesan WA, pesan itu bertujuan untuk mengajak Joni ikut aksi bersama kawan-kawan Aliansi Buruh dan Mahasiswa di Kota.

Joni berangkat dengan menggunakan ikat kepala bertuliskan Reformasi Dikorupsi bersama Riana di belakangnya, mereka sama menggunakan jas almamater kebanggaan.

Sesampainya di tempat aksi, Joni melihat warna-warni pakaian almamater dari beberapa kampus maupun pakaian seragam para buruh, tetapi tidak menjumpai satupun jas yg sama dengannya dan Riana. Akhirnya mereka melepaskan almamater dan ikut aksi sampai selesai.

Keesokan harinya terjadi peristiwa bencana alam di salah satu kota di Bumi Pertiwi. Berbagai elemen dari orang-orang terpelajar sampai orang-orang yang tak sempat menyandang gelar terpelajar ikut berpartisipasi dalam menolong saudara-saudara mereka. Joni pun  tak ketinggalan ikut menggalang dana di jalanan. Anehnya Joni tak menemukan teman-temannya yang ada di organisasinya atau setidaknya yang biasa ikut berdiskusi.

Malam harinya saat ada rapat organisasi, Joni menyempatkan hadir di sela-sela kesibukan nge-gamenya.

Rapat berjalan dengan lancar sampai pada akhirnya Joni bertanya.

"Mohon maaf, Mas.. Mba.. Kita sebagai orang-orang yang dilabeli atau melabelkan diri sebagai aktivis, atau setidak-tidaknya sebagai mahasiswa. Bila hanya ada 2 pilihan, njenengan semua milih mana, digerakkan atau bergerak sendiri?" Joni bertanya beberapa saat setelah terdengar bunyi Victory pertanda kemenangan dari HPnya

Suasana rapat menjadi hening, tanpa jawaban satupun.

"Sebagai orang yang terbilang baru di dunia pergerakan, saya masih bertanya-tanya kenapa kok sekarang banyak orang-orang dalam tubuh itu yang mempersempit makna dari pergerakan itu sendiri. Untuk apa baca buku, kalo mulut bungkam melulu. Untuk apa berdiskusi kalo tanpa praktek nyata berupa aksi. Untuk apa menyandang gelar Maha di depan siswa, kalau kita tak ada bedanya dengan siswa. Sebagai orang-orang terpelajar yang katanya agen perubahan, untuk apa kita hanya berputar di dalam kampus saja, sedangkan apa yang kita pelajari disini hakikatnya untuk kita amalkan di luaran sana. Air mata dan darah itu di jalanan, bukan tempat diskusi atau bahkan perpustakaan."

Tanpa menunggu jawaban, dengan angkuhnya Joni keluar dari forum dan pulang ke kosnya untuk push rank sampai pagi.

Oleh: Syafiq (F02)